Senin 12 Jun 2023 22:00 WIB

Jamaah Haji dari Berbagai Kawasan Penuhi Kota Suci

Jamaah haji dari Uzbekistan dan Rusia memenuhi Makkah dan Madinah.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Erdy Nasrul
Suasana Raudhah, Masjid Nabawi, Senin (11/6/2023). Untuk memasuki Raudhah, jamaah haji Indonesia harua memiliki tasreh atau izin.
Foto: Agung Sasongko/Republika
Suasana Raudhah, Masjid Nabawi, Senin (11/6/2023). Untuk memasuki Raudhah, jamaah haji Indonesia harua memiliki tasreh atau izin.

REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH -- Perusahaan Motawifs of Arabs Hajj Company telah menerima dua gelombang pertama sebanyak 500 jamaah dari Rusia dan Uzbekistan, yang datang untuk menunaikan ibadah haji tahun ini.

Ketua Perusahaan Mohammad Majini mengatakan, perseroan memiliki sumber daya manusia yang mumpuni dan potensial untuk memberikan pelayanan terbaik agar jamaah haji dapat menunaikan ibadah haji dengan nyaman, sebagaimana dilansir Riyadh Daily, Senin (12/6/2023).

Baca Juga

Jamaah haji asal Rusia dan Uzbekistan menyampaikan terima kasih dan apresiasi kepada pemerintah Kerajaan Arab Saudi yang telah memberikan pelayanan terbaik kepada jamaah haji.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal Organisasi Kerjasama Islam (OKI) Hissein Brahim Taha menyatakan para pejabat di negara-negara Islam telah mengkonfirmasi pemulihan bagian mereka pada musim haji tahun ini seperti sebelum pandemi virus corona.

Dilansir Asharq Al-Awsat, Taha mengungkapkan musim haji tahun ini akan memperlihatkan partisipasi jamaah asing dalam jumlah besar yakni dua juta jamaah yang berasal dari 57 negara Islam yang beragam.

Taha menekankan bahwa Arab Saudi mengerahkan upaya luar biasa dalam persiapan menampung jamaah haji tahun ini. OKI menunjukkan bahwa Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi sedang bekerja untuk mencapai keseimbangan yang diperlukan antara jumlah jamaah dan kapasitas tempat suci.

Hal ini dicapai melalui proyek-proyek pembangunan signifikan yang sedang berlangsung sebagai bagian dari rencana strategis komprehensif yang bertujuan untuk membangun infrastruktur yang mampu menampung lebih banyak jamaah.

Mengenai inisiatif Rute Makkah, Taha menggambarkannya sebagai program perintis dalam kerangka Visi Arab Saudi 2030. Inisiatif ini membuat upaya signifikan untuk menguntungkan sekitar enam negara yang terlibat dengan merampingkan prosedur yang diperlukan untuk penyelesaian haji.

Hal itu termasuk mengeluarkan e-visa dan mempercepat prosedur paspor di ruang tunggu keberangkatan bandara negara asal jamaah. Taha menyatakan, haji adalah salah satu pertemuan keagamaan terbesar di dunia, dengan sekitar 2,5 juta jamaah haji pada tahun 2019.

Karena itu, persiapan dan upaya yang diperlukan untuk menerima dan memfasilitasi masa tinggal mereka sangat ekstensif. Taha juga menyebutkan, Arab Saudi setelah situasi pandemi membaik, telah mencabut sebagian besar pembatasan terkait pandemi.

Kerajaan mengumumkan akan mengizinkan pelaksanaan ibadah haji tahun ini tanpa batasan jumlah jamaah atau usia mereka. Setelah tiga tahun mengurangi jumlah jamaah secara signifikan akibat penyebaran virus corona, jumlah jemaah akan kembali ke level sebelum pandemi.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement