REPUBLIKA.CO.ID, PALANGKA RAYA -- Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) bersama PT PLN (Persero) terus berupaya mempercepat perluasan jaringan listrik untuk menyokong pertumbuhan ekonomi daerah agar makin optimal.
Sekda Kalimantan Tengah Nuryakin di Palangka Raya, Kalteng, Senin (12/6/2023), mengatakan pembangunan ketenagalistrikan memiliki peran penting dan strategis bagi masyarakat. "Penyediaan energi listrik berkecukupan, berkualitas, harga terjangkau, dan berkelanjutan menjadi tanggung jawab besar yang mesti kita wujudkan bersama," ujarnya.
Nuryakin menyampaikan rasio desa berlistrik PLN di Kalimantan Tengah hingga Maret 2023 tercatat sebesar 71,87 persen atau 442 desa belum berlistrik PLN dari total sebanyak 1.571 desa.
Selanjutnya, pada 2023 akan dibangun jaringan listrik di 125 desa yang akan meningkatkan rasio desa berlistrik menjadi 82,88 persen dan ditargetkan pada 2024 seluruh desa di Kalimantan Tengah teraliri listrik.
"Dengan melihat kesiapan tersebut, diharapkan menjadi daya tarik bagi para investor untuk membangun usahanya guna mendorong peningkatan perekonomian di Kalimantan Tengah," tambahnya.
Terlebih berbagai program pembangunan strategis sedang dilaksanakan di Kalimantan Tengah, di antaranya foodestate, shrimpestate, RSUD Hanau, hingga perguruan tinggi vokasi berbasis keunggulan daerah yang dipastikan memerlukan dukungan energi listrik yang memadai.
Sementara itu, hingga saat ini pembangunan pembangkit listrik dan jaringan PLN sudah cukup bagus, yang dibuktikan kondisi kelistrikan Kalimantan Tengah telah interkoneksi dengan Sistem Kalsel-Kalteng-Kaltim dengan daya mampu pasok sebesar 1.846 MW, yang beban puncaknya tercatat 1.391 MW, sehingga memiliki surplus daya mampu 455 MW.
Selanjutnya, kemampuan PLN Kalselteng dalam melayani kebutuhan suplai tenaga listrik di Kalimantan Tengah juga makin kuat, dengan beroperasinya empat gardu induk 150 KV meliputi Kuala Pembuang berkapasitas 30 MVA, Sukamara 30 MVA, Nanga Bulik30 MVA, serta Kuala Kurun 30 MVA.