REPUBLIKA.CO.ID, MILAN -- Mantan perdana menteri Italia dan taipan media, Silvio Berlusconi, meninggal pada Senin (12/6/2023) dalam usia 86 tahun. Berlusconi tidak pernah secara terbuka menunjukkan siapa yang harus memimpin kerajaan bisnisnya setelah kematiannya.
Masa depan kepentingan bisnisnya kemungkinan besar akan bergantung pada bagaimana dia memilih untuk mendistribusikan 61 persen sahamnya di perusahaan induk keluarga Fininvest di antara kelima anaknya. Putri sulungnya, Marina, diharapkan memainkan peran penting.
Pewaris tertua
Anak tertua Berlusconi, Marina yang lahir pada Agustus 1966, dan Pier Silvio yang lahir pada April 1969 terlibat langsung dalam menjalankan perusahaan Berlusconi sejak ayah mereka masuk ke politik Italia pada awal 1990-an. Marina, yang memimpin Fininvest, telah mengawasi penerbit Mondadori. Sementara Pier Silvio bertanggung jawab atas bisnis televisi yang telah lama menjadi permata di mahkota keluarga.
Tiga anak yang lebih muda
Barbara yang lahir pada Juli 1984, Eleonora lahir pada Mei 1986, dan Luigi lahir September 1988, adalah anak-anak yang dimiliki Berlusconi dengan istri keduanya. Mereka tidak memiliki peran eksekutif yang menonjol dalam pengelolaan bisnis ayah mereka.
Luigi mengemban tugas untuk mewakili keluarganya di Fininvest dengan menjadi anggota dewan, selain fokusnya pada manajemen keuangan dan kekayaan.
Silvio sebagai perekat
Orang-orang yang dekat dengan keluarga Berlusconi menggambarkan Silvio sebagai "perekat" yang menjaga persatuan anak-anaknya, terlepas dari perbedaan usia dan perbedaan sikap serta ambisi. Pertanyaan besarnya adalah apakah persatuan keluarga dapat dipertahankan setelah kepergian Berlusconi, dan apa dampaknya terhadap masa depan bisnis televisi yang membangun kekayaannya.
Perampingan
Dalam beberapa tahun terakhir Fininvest melikuidasi aset yang dianggap tidak lagi strategis. Mulai dari klub sepak bola Eropa AC Milan hingga saham di perusahaan bioteknologi Molmed dan bank dagang Italia Mediobanca.
Perusahaan induk keluarga telah mengonfirmasi komitmennya terhadap bisnis televisi MediaforEurope, mendukung rencana untuk tumbuh di Eropa guna melawan raksasa streaming AS melalui kesepakatan M&A. Namun, masih harus dilihat apakah ambisi ini akan dipertahankan setelah kematian sang pendiri.