Selasa 13 Jun 2023 08:41 WIB

Irak Desak Sejumlah Negara Pulangkan Warganya dari Kamp Al-Hol

Kamp itu menampung puluhan ribu orang yang terkait dengan kelompok ISIS.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
Irak mendesak negara-negara untuk memulangkan warganya dari kamp Al-Hol di Suriah timur laut.
Foto: AP
Irak mendesak negara-negara untuk memulangkan warganya dari kamp Al-Hol di Suriah timur laut.

REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD -- Irak pada Senin (12/6/2023) mendesak negara-negara untuk memulangkan warganya dari kamp Al-Hol di Suriah timur laut. Kamp itu menampung puluhan ribu orang yang terkait dengan kelompok ISIS.

Kamp Al-Hol dinamai dari sebuah kota di dekat perbatasan Irak. Kamp ini adalah luka terbuka yang ditinggalkan oleh konflik 12 tahun Suriah.  Puluhan ribu orang dibawa ke fasilitas tersebut setelah kekalahan kelompok ekstremis ISIS di Suriah pada Maret 2019.

Baca Juga

Kamp tersebut menampung sekitar 51.000 orang, sebagian besar wanita dan anak-anak, termasuk istri, janda, dan anggota keluarga militan ISIS lainnya, yang kebanyakan warga Suriah dan Irak. Selain itu, ada juga sekitar 8.000 wanita dan anak-anak dari 60 negara lain yang tinggal di bagian kamp yang dikenal sebagai Annex.  Mereka umumnya dianggap sebagai pendukung ISIS yang paling keras di antara para penghuni kamp.

Ada kekhawatiran bahwa anak-anak di kamp diajari ideologi ekstremis oleh ibu mereka. Para ahli telah memperingatkan bahwa generasi pejuang ISIS di masa depan dapat muncul dari al-Hol.

“Mengakhiri masalah kamp al-Hol telah menjadi kepentingan nasional utama Irak,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Irak, Ahmad Sahhaf.

Sahhaf meminta komunitas internasional mendesak semua negara yang memiliki warga di kamp untuk memulangkan mereka secepat mungkin, agar Irak dapat menutup kamp itu. Irak khawatir kamp tersebut dapat menjadi pusat berbahaya bagi pertemuan ISIS.

Irak telah memulangkan 1.396 keluarga dari al-Hol yang merupakan 5.569 warganya selama beberapa minggu terakhir. Namun sekitar 25.000 warga Irak tetap berada di kamp tersebut.

Populasi kamp turun dari 73.000 orang, karena ribuan penduduk Suriah dan Irak telah dipulangkan. Tetapi negara-negara lain menolak untuk memulangkan warga negara mereka, yang melakukan perjalanan untuk bergabung dengan ISIS setelah kelompok radikal itu merebut sebagian besar Irak dan Suriah pada 2014.

Terlepas dari kekalahan ISIS di Irak pada 2017 dan Suriah pada 2019, sel-sel tidur ISIS masih melakukan serangan mematikan di kedua negara.  Selama beberapa tahun terakhir, kejahatan mengerikan dilakukan di dalam al-Hol.

Awal bulan ini, Pasukan Demokratik Suriah yang didukung AS dan dipimpin Kurdi mengumumkan telah menyerahkan 50 pejuang ISIS Irak ke Baghdad. Mereka juga mengatakan telah memulangkan 170 warga Irak yang tinggal di kamp tersebut. Otoritas yang dipimpin Kurdi di Suriah timur laut telah mendesak negara-negara untuk memulangkan warganya dari kamp selama bertahun-tahun.

Pekan lalu, Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken melakukan pertemuan bersama para menteri luar negeri dari koalisi global yang memerangi ISIS. Dalam pertemuan yang digelar di Arab Saudi itu, Blinken mengumumkan bantuan dana baru sebesar 150 juta dolar AS untuk upaya stabilisasi di Suriah dan Irak.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement