Selasa 13 Jun 2023 11:24 WIB

Ditanya Kualitas Udara Jakarta Kian Buruk, Heru Berguyon: Ya Saya Tiup Saja

Heru menilai salah satu solusi atasi polusi Jakarta adalah percepat kendaraan listrik

Rep: Haura Hafizah/ Red: Teguh Firmansyah
Penjabat (Pj) Gubernur Provinsi DKI Jakarta Heru Budi Hartono.
Foto: Republika/Haura Hafizhah
Penjabat (Pj) Gubernur Provinsi DKI Jakarta Heru Budi Hartono.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Kualitas udara semakin buruk di DKI Jakarta akibat aktivitas kawasan industri di wilayah penyangga. Butuh solusi konkret Pemprov DKI Jakarta.

Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono pun menanggapi hal ini dengan jawaban yang sekadarnya sambil bercanda.

Baca Juga

"Ya saya tiup saja," katanya sambil memeragakan mulutnya yang sedang meniup kepada wartawan di kawasan Jakarta Selatan pada Senin (12/6/2023).

Menurut Heru, solusi permasalahan polusi udara yang diakibatkan dari pembakaran bahan bakar kendaraan bermotor adalah dengan mempercepat kendaraan listrik. 

"Ya dipercepat motor listrik, mobil listrik, terus bahan bakarnya yang memang memenuhi syarat. Ya harus semua pihak mengikuti dong," kata Heru.

Sebelumnya diketahui, kondisi kualitas udara di Jakarta berdasarkan catatan IQ Air dalam kondisi tidak sehat. Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta menyebut sumber polutan berasal dari sektor industri dan transportasi.

"Untuk polutan SO2 (sulfur dioksida) sumber terbesar berasal dari sektor industri, sedangkan untuk NOx, CO (karbon monoksida), PM10, dan PM2,5 didominasi berasal dari sektor transportasi," kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Asep Kuswanto dalam keterangannya, Jumat (9/6/2023).

Saat disinggung soal potensi penyebab juga berasal dari kawasan industri di daerah-daerah penyangga, seperti Jawa Barat dan Banten, Asep menyebut memang ada pengaruhnya.

"Sumber emisi di suatu wilayah akan memengaruhi wilayah lain karena adanya pergerakan polutan akibat pola angin yang membawa polutan bergerak dari satu lokasi ke lokasi yang lain, sehingga menyebabkan terjadinya potensi peningkatan konsentrasi di lokasi tersebut," kata dia.

Asep melanjutkan, kondisi kualitas udara yang buruk juga terjadi seiring dengan kondisi cuaca kemarau di Jakarta. Diprediksi tingkat polutan akan menurun memasuki September mendatang.

"Secara periodik kualitas udara Jakarta akan mengalami peningkatan konsentrasi polutan udara ketika memasuki musim kemarau, yaitu bulan Mei hingga Agustus, dan akan menurun saat memasuki musim penghujan bulan September-Desember," ujar dia

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement