Selasa 13 Jun 2023 15:41 WIB

Wapres Maruf Amin: Lakum Capresukum Walana Capresuna

Wapres Maruf meminta masyarakat Indonesia tidak bertengkar hanya karena beda capres.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Teguh Firmansyah
Wapres Maruf Amin saat memberikan sambutan dalam acara Milad ke-95 Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Perti) di Padang, Sumatera Barat.
Foto: Republika
Wapres Maruf Amin saat memberikan sambutan dalam acara Milad ke-95 Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Perti) di Padang, Sumatera Barat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin menekankan agar Pemilu 2024 mendatang tidak membuat ikatan kebangsaan Indonesia terpecah. Hal ini disampaikan Kiai Ma'ruf saat bertemu diaspora Indonesia di Uzbekistan.

"Agenda Pemilu 2024 jangan sampai memecah ikatan kebangsaan karena berbeda capresnya, berbeda partainya misalnya, itu jangan sampai (memecah)," ujar Kiai Ma\'ruf dikutip secara virtual, Selasa (13/6/2023).

Baca Juga

Kiai Ma'ruf pun mengingatkan agar menyikapi perbedaan pilihan partai maupun calon presiden dengan bijak. Ma'ruf pun menggunakan istilah yang ada dalam Alquran dalam menyikapi perbedaan tersebut.

"Saya biasa menggunakan istilah Arab, kalau berbeda capres, berbeda partai, kalau kita agama kan lakum dinukum waliyadin, bagimu agamamu bagiku agamaku. Kalau berbeda partai, lakum partaikum walana partaiuna, partai anda, partai anda, partai saya partai saya, tidak usah bertengkar. Capresnya berbeda lakum capresukum walana capresuna," ujarnya.

Hal ini disampaikannya untuk mencegah terjadinya permusuhan di kalangan bangsa sendiri karena pilihan politik. "Jadi kita berbeda Capres ya enggak papa, jangan bertengkar, itu maksudnya. Jangan sampai memecah ikatan kebangsaan. Kita rayakan pemilu dengan kegembiraan dan jauh dari sikap permusuhan," ujarnya.

Kiai Ma'ruf juga mengingatkan agar meminimalkan segala bentuk perpecahan dalam Pemilu dengan memilah informasi yang tepat dan menyaring berita bohong (hoaks). "Sebab musim ini banyak hoaksnya, hati-hati kita ya," ujarnya.

Ketua Dewan Pertimbangan MUI ini menambahkan kontestasi Pemilu 2024 mendatang juga harus melahirkan pemimpin yang trasformatif. Karena itu dia berharap masyarakat bisa memilih calon yang dinilai tepat. 

“Pemimpin transformatif, bukan hanya pemimpin yang baik, tetapi juga terus melakukan perbaikan. Bukan hanya pemimpin yang saleh tetapi juga muslih, demi tercapainya transformasi yang berkesinambungan,” katanya.

 

 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement