Selasa 13 Jun 2023 16:34 WIB

Wabah PMK-LSD Terkendali, Pedagang Berharap Penjualan Hewan Kurban Meningkat

Harga hewan kurban juga tidak mengalami kenaikan yang cukup tinggi.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Yusuf Assidiq
Sejumlah petugas memeriksa kesehatan mulut sapi di salah satu pusat penjualan hewan kurban (ilustrasi)
Foto: ANTARA/Arif Firmansyah
Sejumlah petugas memeriksa kesehatan mulut sapi di salah satu pusat penjualan hewan kurban (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Para pedagang hewan kurban berharap minat warga Kota Semarang, Jawa Tengah, untuk membeli hewan kurban pada Hari Raya Idul Adha kali ini bisa lebih baik jika dibandingkan tahun kemarin.

Selain karena wabah Penyakit Kuku dan Mulut (PMK) dan Lumpy Skin Disease (LSD) pada hewan ternak yang semakin terkendali, harga jual hewan kurban sampai dengan saat ini juga belum mengalami kenaikan yang cukup signifikan.

Salah satu penjual hewan kurban, di lingkungan Pandansari, Kelurahan Tambak Dalam, Kecamatan Gayamsari, Kota Semarang, H Maskhan (64), menyadari wabah PMK dan LSD saat ini masih ada.

Namun pengecekan oleh tim petugas kesehatan hewan Dinas Pertanian Kota Semarang hari ini memastikan semua hewan kurban (sapi) yang ada di tempat penjualannya dinyatakan sehat dan tidak bermasalah. “Bahkan tidak ada yang terindikasi PMK atau LSD,” ungkapnya, Selasa (13/6/2023).

Selain itu, kata Maskhan, harga hewan kurban khususnya sapi sampai dengan hari ini juga tidak mengalami kenaikan yang cukup tinggi. Karena umumnya kurban kolektif (tujuh orang) hanya Rp 3,5 juta.

Artinya untuk satu ekor hewan kurban (sapi) yang dipilih berada di kisaran harga Rp 23,5 hingga 24,5 juta. “Dengan harga ini, harga satu ekor hewan kurban sapi tahun ini tidak berbeda dengan tahun lalu atau tidak ada kenaikan,” jelasnya.

Dengan situasi yang lebih baik ini, Maskhan berharap minat masyarakat dalam membeli hewan kurban akan semakin baik jika dibandingkan dengan Idul Adha tahun kemarin.

Ia juga menjelaskan, untuk menjaga kesehatan hewan-hewan kurban ini ia rajin memberikan pakan rumput segar, komboran menggunakan air ampas tempe, dan dilakukan pemeriksaan kesehatan oleh dokter hewan.

“Jadi di luar vaksinasi dan pengecekan yang dilakukan oleh tim Dinas Pertanian hari ini, saya juga selalu berkoordinasi dengan dokter hewan manakala ada hewan ternak yang terlihat kurang sehat,” ungkapnya.

Tim Medik Veteriner Muda Dinas Pertanian Kota Semarang, Khoirunnisa Tri Amanati menambahkan, hasil dari kegiatan pendataan ternak, pemeriksaan hewan, dan vaksinasi PMK di kandang sapi milik Maskhan tidak ditemukan hewan kurban yang bermasalah dengan kesehatannya.

Kendati begitu, pada saat mendekati hari H Idul Adha tim Dinas Pertanian akan melakukan pemeriksaan dan pengecekan kembali terhadap hewan-hewan kurban ini guna memastikan, hewan kurban siap untuk dilakukan pemotongan.

Ia juga mengungkapkan, sejauh ini pemeriksaan yang dilakukan oleh tim Dinas Pertanian di titik-titik penjualan hewan kurban di Kecamatan Gayamsari cukup aman. “Artinya belum ditemukan hewan ternak yang terindikasi PMK atau LSD,” jelas dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement