Selasa 13 Jun 2023 16:36 WIB

Seperti Apa Sejarah Pertemuan Indonesia dengan Palestina di Lapangan Hijau?

Peringkat FIFA Indonesia terpaut sangat jauh dengan Palestina.

Rep: Afrizal Rosikhul Ilmi/ Red: Gilang Akbar Prambadi
Sejumlah pesepak bola Timnas Palestina melakukan pemanasan saat latihan perdana di Stadion Gelora 10 November, Surabaya, Jawa Timur, Ahad (11/6/2023). Latihan tersebut dalam rangka persiapan jelang FIFA Matchday melawan Timnas Indonesia pada Rabu (14/6/2023).
Foto: Antara/Moch Asim
Sejumlah pesepak bola Timnas Palestina melakukan pemanasan saat latihan perdana di Stadion Gelora 10 November, Surabaya, Jawa Timur, Ahad (11/6/2023). Latihan tersebut dalam rangka persiapan jelang FIFA Matchday melawan Timnas Indonesia pada Rabu (14/6/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Timnas Indonesia akan menghadapi Palestina pada laga uji coba FIFA matchday di Stadion Gelora Bung Tomo (GBT), Surabaya pada Rabu (14/6/2023) pukul 19.30 WIB. Ini menjadi pertemuan pertama bagi kedua tim setelah 10 tahun lebih. Kedua tim punya catatan seimbang dalam dua pertemuan sebelumnya. 

Kedua tim telah bertemua dua kali di level senior. Pertama, pada laga persahabatan internasional tahun 2011 Indonesia menjamu Palestina di Stadion Manahan, Solo. Tim Garuda saat itu sukses menang telak 4-1. Gol Indonesia dicetak oleh Hariono, Cristian Gonzalez, dan Bambang Pamungkas dua gol, sedangkan Palestina hanya bisa mencetak satu gol dari Suleiman Obaid.

Baca Juga

Pertemuan kedua terjadi di pada tahun 2012 pada ajang semifinal Al Nakba International Tournament di Stadion Al Hussein Hebron, Palestina. Saat itu skuad Garuda asuhan Nil Maizar takluk dari tim tuan rumah. Palestina menang 2-1 melalui gol Abu Habib (penalti) dan Robert Kettlun. Sementara gol tunggal Indonesia dicetak oleh Irfan Bachdim.

Di atas kertas, tim asuhan Makram Daboub memang lebih diunggulkan. Bagaimana tidak, Palestina berada dalam posisi yang jauh lebih baik daripada Indonesia dalam ranking FIFA. Saat ini, The Lions of Canaan saat ini menduduki posisi ke-93 dunia, sementara Indonesia 149.