REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Temu usaha agribisnis dalam Pekan Nasional (Penas) Petani dan Nelayan XVI di Sumatera Barat (Sumbar) menghasilkan kerja sama MoU UPLAND senilai Rp 3,5 miliar.
"MoU ini memberikan efek ekonomi langsung kepada petani," kata Kepala Dinas Koperasi dan UKM Sumbar Endrizal saat Temu Usaha Agribisnis KTNA XVI dan Perjanjian kerja sama MoU UPLAND Project PSP, di Padang, Selasa (13/6/2023).
Ia menjelaskan program UPLAND yang ada di Ditjen Prasarana Pertanian (PSP) merupakan program peningkatan pendapatan petani yang didesain secara integratif. Intervensi program dimulai dari sektor hulu (produksi) sampai dengan pascapanen, untuk memastikan terjadinya peningkatan rantai nilai produk pertanian.
MoU UPLAND itu dilakukan antara korporasi dengan mitra eksportir di antaranya Koperasi Produsen Perwira Cipta Mandiri dengan mitra eksportir PT Java Agritech. Produk yang dikerjasamakan, antara lain lada putih 40 ton (@Rp 85 ribu) dan lada hijau tujuh ton (@Rp 25 ribu) dengan nilai total Rp 3.575.000.000.
Lalu, Koperasi Produsen Gupon Sekarlangit dengan mitra eksportir PT Hassana Boga Sejahtera Tbk melalui produk beras putih 360 ton (@Rp 14.500) dan beras merah 24 ton (@Rp 16.500).
Ia mengatakan dengan terciptanya kolaborasi, inovasi, dan kerja sama ini diharapkan petani akan lebih sejahtera. Menurutnya, pertanian merupakan sebuah kunci dalam kemajuan dan meningkatkan produktivitas perekonomian di suatu daerah. Apalagi di Indonesia yang terkenal sebagai negara agraris.
"Indonesia memiliki sumber daya alam yang melimpah yang dipercaya dapat mendorong perekonomian negeri," katanya pula.
Dia mengatakan Pemprov Sumbar menyadari hal tersebut, karena itu telah mengalokasikan 10 persen APBD provinsi untuk pertanian. "Ini merupakan anggaran terbesar kedua setelah pendidikan di Sumbar," katanya lagi.
Sementara itu, salah seorang narasumber dalam kegiatan tersebut, Irwan Hidayat menyebut temu agribisnis itu dapat lebih meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya petani dan nelayan.
"Temu usaha agribisnis ini memberikan kesempatan bagi petani nelayan selaku produsen komoditas pertanian, perikanan dan kehutanan, baik dalam skala perorangan maupun kelompok untuk berdiskusi secara langsung hasil olahan kepada pengusaha," ujarnya pula.