Selasa 13 Jun 2023 23:51 WIB

Kompolnas Pantau Penanganan Kasus Pemerkosaan Anak oleh 11 Tersangka

Kasus pemerkosaan anak oleh 11 tersangka di Parigi Moutong mendapat perhatian publik.

Rep: Antara/ Red: Qommarria Rostanti
Kekerasan seksual (ilustrasi). Kompolnas turun langsung ke Parigi Moutong untuk memantau penanganan kasus oleh Polda Sulawesi Tengah.
Foto: republika/mardiah
Kekerasan seksual (ilustrasi). Kompolnas turun langsung ke Parigi Moutong untuk memantau penanganan kasus oleh Polda Sulawesi Tengah.

REPUBLIKA.CO.ID, PARIGI MOUTING -- Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) melakukan monitoring penanganan kasus persetubuhan anak oleh 11 tersangka di Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, Selasa.

"Kompolnas ke Parigi Moutong untuk memantau penanganan kasusnya," kata anggota Kompolnas Poengky Indarti, Selasa (13/6/2023).

Baca Juga

Kasus persetubuhan anak oleh 11 tersangka di Parigi Moutong menjadi perhatian publik, salah satu tersangka diduga anggota polisi. Kompolnas turun langsung ke Parigi Moutong untuk memantau penanganan kasus oleh Polda Sulawesi Tengah.

Sebelumnya, kasus tersebut ditangani oleh Polres Parigi Moutong mendapat asistensi Polda Sulawesi Tengah. Saat kasus sudah ditarik ke Polda Sulawesi Tengah.

Menurut Poengky, penanganan kasus oleh Polda Sulawesi Tengah sudah sesuai aturan, sehingga tidak perlu ditarik ke tingkat Bareskrim Polri. "Penanganan kasusnya sudah sesuai aturan. Penggunaan Pasal 81 ayat (2) UU Perlindungan Anak juncto Pasal 65 KUHP tentang perulangan tindak pidana. Termasuk tiga DPO sudah berhasil ditangkap," katanya.

Kompolnas memantau penanganan kasus tersebut dan berkomunikasi dengan Polda Sulteng serta PPA Bareskrim untuk memastikan kasus ditangani secara profesional dengan dukungan scientific crime investigation agar hasilnya valid. Poengky menegaskan untuk anggota polisi yang diduga terlibat dalam kasus tersebut pasti diproses pidana dan etik sesuai dengan kesalahan yang dilakukannya.

"Kita sudah melihat ketegasan Kapolri yang memerintahkan proses pidana perwira tinggi bintang dua. yaitu Ferdy Sambo dan Teddy Minahasa, serta memerintahkan sidang KKEP dan hasilnya keduanya di-PTDH," kata Poengky.

Dia mengatakan dalam kasus ini, dua hal yang perlu terus dilakukan pimpinan/atasan, yaitu pertama, melakukan bimbingan, memberikan teladan serta pengawasan melekat terhadap anggota agar anggota benar-benar melaksanakan Reformasi Kultural Polri dengan sebaik-baiknya, dan kedua, melakukan penegakan hukum jika ada pelanggaran. "Jika ada anggotanya melanggar, maka atasan juga harus bertanggung jawab. Hal tersebut perlu dilakukan berjenjang untuk memastikan tidak ada anggota yang berani melanggar hukum," ujar Poengky.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَاِذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّ اَرِنِيْ كَيْفَ تُحْيِ الْمَوْتٰىۗ قَالَ اَوَلَمْ تُؤْمِنْ ۗقَالَ بَلٰى وَلٰكِنْ لِّيَطْمَىِٕنَّ قَلْبِيْ ۗقَالَ فَخُذْ اَرْبَعَةً مِّنَ الطَّيْرِفَصُرْهُنَّ اِلَيْكَ ثُمَّ اجْعَلْ عَلٰى كُلِّ جَبَلٍ مِّنْهُنَّ جُزْءًا ثُمَّ ادْعُهُنَّ يَأْتِيْنَكَ سَعْيًا ۗوَاعْلَمْ اَنَّ اللّٰهَ عَزِيْزٌحَكِيْمٌ ࣖ
Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata, “Ya Tuhanku, perlihatkanlah kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan orang mati.” Allah berfirman, “Belum percayakah engkau?” Dia (Ibrahim) menjawab, “Aku percaya, tetapi agar hatiku tenang (mantap).” Dia (Allah) berfirman, “Kalau begitu ambillah empat ekor burung, lalu cincanglah olehmu kemudian letakkan di atas masing-masing bukit satu bagian, kemudian panggillah mereka, niscaya mereka datang kepadamu dengan segera.” Ketahuilah bahwa Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana.

(QS. Al-Baqarah ayat 260)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement