REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Yayasan Maritim Nusantara Lestari dan Aruna bersama Astra International menjalankan program Desa Sejahtera Astra (DSA) yang bertujuan untuk mengembangkan keterampilan dan keahlian masyarakat di desa setempat. Lewat kegiatan itu diharapkan nelayan dan perempuan pesisir dapat semakin berdikari melalui ilmu dan inisiatif mereka sendiri.
“Kami berharap agar nelayan Aruna dan perempuan pesisir yang mengikuti pelatihan ini dapat semakin berdikari melalui ilmu dan inisiatif mereka sendiri,” ujar Co-Founder dan Chief Sustainability Officer Aruna, Utari Octavianty, dalam keterangannya, Selasa (13/6/2023).
Program DSA memang tak hanya berfokus pada nelayan Aruna. Program itu juga menyasar ibu-ibu dan perempuan pesisir pada umumnya.
Pada Mei lalu, program DSA telah selesai dilaksanakan di tiga desa, yaitu Desa Tanamalala, Sulawesi Selatan; Desa Papaan, Kalimantan Selatan; dan Desa Tampo, Sulawesi Tenggara.
DSA Tanamalala menjadi lokasi pertama. Pada 26 Mei 2023, sebanyak 60 nelayan berkumpul untuk mengikuti pelatihan perbaikan mesin kapal. Seperti yang diketahui, mesin merupakan piranti utama yang harus dikuasai oleh nelayan saat melaut di lautan lepas. Baso Opu, salah seorang nelayan yang menjadi pembawa materi pelatihan mengakui pembelajaran terkait hal itu penting baginya.
“Untuk itu, adalah penting untuk mengetahui dan menguasai pelatihan teknis tentang perbaikan dan perawatan mesin kapal, khususnya untuk kerusakan ringan yang dapat terjadi sewaktu-waktu saat melaut,” jelas dia.
Selanjutnya di DSA Papaan dilangsungkan pelatihan perakitan jaring dan perbaikan mesin kapal pada 28 Mei 2023 lalu. Acara yang dihadiri oleh 100 nelayan Aruna itu bertujuan untuk mengasah keterampilan mereka dalam memperbaiki kerusakan jaring dan mesin kapal. Materi tersebut dibawakan oleh Arbani dan Baharrudin selaku salah satu nelayan berpengalaman di Desa Papaan.
“Pelatihan ini tak hanya untuk menambah ilmu tentang cara memperbaiki jaring dan mesin kapal yang rusak, tetapi juga untuk membuat jaring baru. Ini, kan, pundi-pundi pendapatan. Bisa jadi sumber penghasilan baru bagi kita jika terus ditekuni,” ujar Arbani.
Kegiatan ditutup di Desa Tampo dan mengambil topik pengolahan rajungan menjadi sambal kepiting. Pelatihan tersebut dibawa oleh Kepala Bidang Sumber Daya Manusia Dinas Pariwisata Kabupaten Muna, Aziz Sam. Dia mengungkapkan, apapun produk utamanya, salah satu faktor yang memengaruhi angka permintaan adalah kemasan produk.
“Mau sambal, mau abon, salah satu faktor yang sangat memengaruhi angka permintaan adalah kemasannya. Bagaimana desain fisiknya, kemudian teknik seperti apa yang harus diterapkan agar kemasan tersebut bisa semakin menjaga ketahanan produk tersebut,” jelas dia.