REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Elon Musk menyatakan peringatan yang berasal dari manifesto pria berjulukan "Unabomber" tentang bahaya teknologi mungkin tidak salah. Pemilik Twitter berusia 51 tahun ini memberikan pendapatnya setelah pembunuh terkenal Ted Kaczynski meninggal pada akhir pekan setelah bunuh diri di sel penjara berpenjagaan supermaksimum pada usia 81 tahun setelah hampir tiga dekade berada di balik jeruji besi.
Pada Sabtu (10/6/2023) lalu, penulis Ashley St Clair mencicit di Twitter kutipan dari manifesto Kaczynski di samping artikel tentang kematiannya. Musk kemudian turut mengomentarinya
"Dia mungkin tidak salah," ujar Musk, seperti dilansir laman AceShowbiz, Rabu (14/6/2023).
Kaczynski terkenal sebagai teroris lokal di Amerika Serikat. Jebolan Harvard, ia meninggalkan karier akademisnya pada 1969 untuk mengejar gaya hidup primitif.
Pada 1978, Kaczynski meluncurkan serangan anti-teknologi selama 17 tahun. Dia mengirimkan 16 bom rakitan kepada orang-orang yang dia yakini merusak lingkungan dengan menciptakan masyarakat yang lebih maju secara teknologi.
Pada 1995, Kaczynski membunuh tiga orang dan melukai 23 lainnya dan menjadi pelaku pengeboman paling produktif dalam sejarah Amerika. Manifesto 35 ribu kata miliknya berjudul "Industrial Society and its Future" dia gunakan untuk mendukung klaim "Revolusi industri dan konsekuensinya telah menjadi bencana bagi umat manusia".
Perusahaan Musk, Neuralink, sebetulnya mendapatkan persetujuan untuk memulai uji coba implan otak pada manusia. Namun, dia telah bergabung dengan para pemimpin teknologi dunia yang menyerukan kehati-hatian dalam pengembangan kecerdasan buatan (AI).