Rabu 14 Jun 2023 10:04 WIB

Wali Kota Tijuana Terima Ancaman Pembunuhan Usai Sita 1.700 Senjata Api

Wali Kota Tijuana, Montserrat Caballero diungsikan ke pangkalan militer

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
Wali Kota Tijuana, Montserrat Caballero diungsikan ke pangkalan militer karena menerima ancaman pembunuhan.
Foto: AP
Wali Kota Tijuana, Montserrat Caballero diungsikan ke pangkalan militer karena menerima ancaman pembunuhan.

REPUBLIKA.CO.ID, MEXICO CITY -- Wali Kota Tijuana, Montserrat Caballero, diungsikan ke pangkalan militer karena menerima ancaman pembunuhan. Dalam sebuah unggahan media sosial pada Senin (12/6/2023), Caballero mengatakan, dia telah menerima ancaman menyusul operasi penyitaan 1.700 senjata api dari kelompok kriminal.  

"Saya telah menerima ancaman, jadi saya akan tinggal di pangkalan (militer)," kata Caballero.  

Media lokal melaporkan, pangkalan tersebut berada di tepi selatan Tijuana, sekitar 8 kilometer dari balai kota. Presiden Meksiko Andres Manuel Lopez Obrador mengkonfirmasi ancaman tersebut. Dia menuduh ancaman itu datang dari kelompok kejahatan terorganisir.

“Dia dilindungi, sejak sekitar dua minggu lalu. Kami mencapai kesepakatan untuk membantu melindunginya dan akan terus melakukannya," ujar Lopez Obrador, dilaporkan Aljazirah, Rabu (14/6/2023).

Dewan kota Tijuana juga mengeluarkan pernyataan bahwa ancaman itu terkait dengan penyitaan senjata dan penangkapan tersangka kekerasan oleh Caballero. Keputusan untuk mengungsikan Caballero ke pangkalan militer menggarisbawahi kekerasan dan pembalasan yang dihadapi oleh mereka yang melawan atau menyoroti aktivitas kelompok bersenjata di Meksiko, termasuk perdagangan narkoba.  Beberapa kelompok diduga memiliki hubungan dengan otoritas negara, sehingga menimbulkan kekhawatiran bahwa mereka dapat menyerang dengan impunitas.

Tijuana mencatat lebih banyak pembunuhan daripada kota lain di Meksiko. Tijuana telah mencatat peningkatan sembilan persen dalam pembunuhan selama 12 bulan terakhir, sebagian karena pertikaian antara kelompok kriminal saingan yang bergulat untuk menguasai sumber daya dan pengaruh di kota perbatasan.

“Hari ini kami mengatakan kepada kelompok kejahatan terorganisir yang melakukan kejahatan ini, bahwa Tijuana akan tetap terbuka dan menjaga warganya,” kata Caballero dalam sebuah video pada 2022.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement