REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Juru Kampanye Iklim dan Energi Greenpeace, Bondan Andriyanu angkat bicara terkait candaan Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono dalam mengatasi permasalahan kualitas udara yang buruk. Menurut dia, gurauan Pj Heru tidak pantas, karena semua warga berhak mendapatkan udara bersih.
"Sejatinya ini mengenai hak warga negara menghirup udara bersih tidak elok jika dijadikan bahan candaan. Mengingat ketika polusi udara tinggi seperti ini banyak terjadi peningkatan penyakit yang erat kaitannya dengan polusi udara. Yang menimpa kelompok sensitif seperti anak-anak, manusia usia lanjut (manula) dan ibu hamil," kata Bondan di Jakarta, Rabu (14/6/2023).
Bondan menjelaskan sumber utama pencemaran udara di Ibu Kota berasal dari asap knalpot kendaraan. Karena itu, seharusnya ada rencana pengendalian pencemaran dari asap knalpot kendaraan dan ke depannya harus juga ada pembatasan kendaraan bermotor.
Menurut dia, penggunaan kendaraan listrik yang didorong oleh pemerintah bukan solusi permanen untuk mengatasi polusi udara. Pasalnya, energi listrik yang digunakan untuk menggerakkan kendaraan listrik itu masih didominasi oleh pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batubara yang menjadi salah satu sumber pencemaran udara.
"Kami beranggapan itu adalah solusi palsu karena hanya memindahkan polusi dari knalpot ke cerobong PLTU," kata Bondan.
Selain itu, kendaraan listrik tidak bisa menyelesaikan permasalahan macet. Karena masyarakat akan berbondong-bondong menggunakan kendaraan pribadi daripada transportasi umum. "Malah hanya akan menambah jumlah kendaraan di jalan raya," ucap Bondan.
Kualitas udara di Jakarta saat ini, semakin buruk akibat aktivitas kawasan industri di wilayah penyangga. Pj Heru Budi Hartono pun menanggapi pertanyaan itu dengan bercanda kala diminta mencari solusi. "Ya saya tiup saja," katanya sambil memeragakan mulutnya yang sedang meniup kepada wartawan di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (12/6/2023).
Menurut Heru, solusi permasalahan polusi udara yang diakibatkan dari pembakaran bahan bakar kendaraan bermotor adalah dengan memperbanyak penggunaan kendaraan listrik.
"Ya dipercepat motor listrik, mobil listrik, terus bahan bakarnya yang memang memenuhi syarat. Ya harus semua pihak mengikuti dong," kata Heru.