Rabu 14 Jun 2023 16:20 WIB

Sosialisasi di Kota Bogor, Anggota DPR Ajak Masyarakat Hemat Energi

Ketersediaan energi minyak di Indonesia sekarang semakin terbatas.

Rep: Shabrina Zakaria/ Red: Erik Purnama Putra
Anggota Komisi VI DPR, Budhy Setiawan.
Foto: Republika.co.id/Shabrina Zakaria
Anggota Komisi VI DPR, Budhy Setiawan.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Produksi energi di Indonesia, terutama minyak dan gas di bawah naungan Pertamina Hulu Energi (PHE) saat ini mulai terbatas. Dari sebelumnya bisa memproduksi hampir 900 ribu barel per hari, sekarang hanya mampu 600 ribu barel per hari.

Anggota Komisi VI DPR, Budhy Setiawan menjelaskan, ketersediaan energi minyak di Indonesia sekarang semakin terbatas. Oleh sebab itu, masyarakat diharapkan dapat melakukan penghematan energi. Menurut dia, penghematan energi sangat penting dan harus dilakukan dengan berbagai gerakan kemasyarakatan.

"Sebab 10 tahun ke depan, mungkin persediaan energi kita akan habis, makanya kita ingin usai mengikuti acara ini para peserta dapat mensosialisasikan kembali ke masyarakat luas terutama di lingkungannya," ucap Budhy dalam sosialisasi Peran PHE Menjaga Ketahanan Energi Nasional bersama PT Pertamina Indonesia di Kota Bogor, Rabu (14/6/2023).

Menurut Budhy, selain penghematan energi, kesadaran masyarakat diperlukan tentang beban energi subsidi yang ditanggung pemerintah setiap tahunnya terus bertambah. Solusinya, tentu saja penyaluran subsidi harus tepat sasaran.

"Tetapi fakta di lapangan, misal subsidi gas tabung tiga kilogram saja sekarang hampir dinikmati kelompok masyarakat menengah keatas, bukan kebawah, padahal seharusnya subsidi gas tabung ini diperuntukan bagi masyarakat kelompok menengah kebawah sehingga diperlukan pendataan kembali terhadap masyarakat yang memang layak mendapatkan subsidi energi tersebut," jelas politikus Partai Golkar itu.

Budhy menyebut, jika keterbatasan energi tidak diantisipasi tentunya mungkin 10 sampai 20 tahun ketersediaan energi di Indonesia akan habis. Termasuk, cadangan minyak di dalam sumur masih cukup potensial. Namun, hal itu memerlukan investasi yang besar untuk melakukan pengeboran.

"Nah untuk ini kita harus mendatangkan investor-investor pengeboran kelas besar, jadi ada cadangan yang potensial, tetapi itu semua perlu jangka waktu yang lama," ucap anggota DPR Dapil Kota Bogor dan Kabupaten Cianjur tersebut

Wakil Wali Kota Bogor, Dedie Abdu Rachim menuturkan, masyarakat harus bijak dalam memanfaatkan energi, terutama energi dari bahan fosil lantaran jumlahnya terbatas. Apalagi, kata Dedie, bahan bakar fosil juga mengandung risiko meningkatnya emisi gas buang. "Jadi kalo kita bijak memanfaatkan energi itu, sumber energi kita akan lebih lama, lebih lestari, lebih panjang dan cadangannya untuk masa depan bangsa," kata Dedie.

Di sisi lain, menurut Dedie, masyarakat harus bijak memanfaatkan energi dari fosil demi dapat menekan percepatan pemanasan global. Sehingga tidak terjadi yang namanya peningkatan tinggi permukaan air laut dan sebagainya.

"Tentu harapan Kota Bogor ke depan, masyarakatnya bisa memanfaatkan energi secara ketersediaannya mencukupi tetapi berdasarkan kesadaran masyarakat. Jadi harus betul-betul bijak harus betul-betul hemat dengan contoh-contoh riil seperti ini, harapannya semakin memperpanjang umur ketersediaan cadangan energi di Indonesia," katanya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement