REPUBLIKA.CO.ID, JEDDAH -- Kementerian Kesehatan Arab Saudi mulai mengeluarkan izin medis elektronik untuk kantor yang menangani jamaah haji masuk dan keluar melalui platform Seha. Ini untuk mengimbangi transformasi teknologi di Kerajaan.
Menurut Kementerian, layanan ini memfasilitasi prosedur untuk perwakilan kantor medis haji. Itu adalah salah satu layanan yang diberikan oleh Kementerian dengan tujuan memantau pekerjaan kantor medis haji dan memastikan semua persyaratan dasar untuk operasi mereka terpenuhi.
Kementerian telah menyediakan tenaga medis dan peralatan yang berkualitas dan menerapkan langkah-langkah pengendalian infeksi untuk memastikan keselamatan jamaah haji.
Dilansir dari Saudi Gazette, Selasa (13/6/2023), izin ini memungkinkan pemilik kantor untuk menyediakan layanan kesehatan kepada jamaah haji seperti yang dipersyaratkan oleh peraturan kesehatan.
Haji merupakan rukun Islam ke lima bagi umat Islam. Mereka yang mampu secara fisik dan materi wajib untuk melaksanakan ibadah haji.
Ibadah haji juga berbeda dengan ibadah umroh yang bisa dilakukan kapan saja. Ibadah haji hanya bisa dilakukan dibulan Dzulhijah dan tahun ini diperkirakan akan dimulai pada 26 Juni 2023.
Sebanyak 14 ribu anggota staf serta lebih dari 8.000 sukarelawan telah disiapkan oleh pemerintah Arab Saudi. Mereka dikerahkan di lapangan untuk membantu jutaan jamaah yang ikut serta dalam haji tahun ini.