REPUBLIKA.CO.ID, PANDEGLANG -- Selain mengerjakan amalan ibadah wajib, umat Islam juga dianjurkan untuk mengerjakan amalan ibadah sunnah. Satu di antaranya, puasa sunnah.
Ada sejumlah puasa sunnah yang bisa dikerjakan. Di antaranya itu puasa sunnah Senin dan Kamis, puasa sunnah daud, puasa Dzulhijjah, hingga puasa Syawal.
Untuk puasa sunnah Senin dan Kamis, ini juga yang sangat dianjurkan dalam Islam. Dalam buku karya Ustaz Ahmad Sarwat, Fiqih Kehidupan, Seri puasa, disebutkan ketentuan masyru‘iyah puasa Senin Kamis ini didasarkan pada hadits perkataan Nabi Muhammad SAW. Hari Senin dan Kamis disebut sebagai waktu diserahkannya amal manusia.
Nabi Muhammad SAW bersabda:
“تُعْرَضُ الأَعْمَالُ يَوْمَ اْلإِثْنَيْنِ وَالْخَمِيْسِ فَأُحِبُّ أَنْ يُعْرَضَ عَمَلِي وَأَنَا صَائِمٌ”
Artinya, “Amal-amal manusia diperiksa pada setip hari Senin dan Kamis, maka aku menyukai amal perbuatanku diperiksa sedangkan aku dalam keadaan berpuasa.” (HR At-Tirmidzi dan lainnya).
Tidak hanya itu, dalam riwayat lain Nabi Muhammad SAW juga menjelaskan perihal keutamaan hari Senin. Hari tersebut merupakan waktu Rasulullah SAW dilahirkan dan diutus, yang mana juga menjadi momen Alquran pertama diturunkan.
Rasulullah SAW bersabda:
“ذَاكَ يَوْمٌ وُلِدْتُ فِيْهِ وَيَوْمٌ بُعِثْتُ أَوْ أُنْزِلَ عَلَيَّ فِيْهِ.”
Artinya, “Hari tersebut merupakan hari aku dilahirkan, dan hari aku diutus atau diturunkannya Alquran kepadaku pada hari tersebut." (HR Muslim).