REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- DC Universe (DCU) milik sutradara James Gunn perlahan mulai terbentuk. Sudah hampir lima bulan setelah pengumuman proyek pertama yang akan menjadi bagian dari fase pertama dari tahap baru pahlawan super DC.
Proyek pertamanya Gods & Monsters, seri pertama dan film dari kanon baru sudah dalam pengembangan. Saat beberapa proyek seperti spin-off dari The Batman, The Penguin atau seri Amanda Waller masih berjalan, cerita baru akan muncul di bawah kepemimpinan Gunn dan Peter Safran. Beberapa di antaranya sudah masuk tahap produksi.
Salah satu yang paling jelas adalah Superman: Legacy yang telah menyelesaikan draf naskah pertamanya dan telah memulai proses casting-nya. Tapi produksi yang paling maju adalah "Creature Commandos", sebuah serial animasi yang akan memperkenalkan sekelompok pahlawan yang aneh ke DCU baru. Meskipun tidak dikembangkan untuk format live-action, itu akan terhubung langsung dengan proyek lain.
Namun, hal itu menimbulkan kekhawatiran dari beberapa penggemar. Di Twitter, Gunn menanggapi pengikut yang mengira mereka akan menggunakan AI untuk pengisi suara dalam proyek animasi.
"Mustahil," ujar Gunn seperti dilansir laman Movie Web, Selasa (13/6/2023).
Penggunaan Artificial Intelligence (AI) dalam film maupun dalam kehidupan sehari-hari sudah menjadi hal yang sangat umum. Namun dalam jangka panjang, ada yang melihatnya sebagai ancaman.
Baru-baru ini, ketika pemogokan penulis dimulai di Hollywood, desas-desus tentang berbagai studio yang mempertimbangkan untuk menyelesaikan skrip menggunakan AI menjadi sangat kuat selama beberapa pekan pertama.
Joe Russo, salah satu sutradara Avengers: Infinity War dan Avengers: Endgame adalah salah satu orang pertama yang menyuarakan keprihatinannya tentang bagaimana AI dapat memengaruhi industri film. “Saya pikir semua orang harus takut dengan AI," kata dia.
Aktor Tom Hanks juga berbicara tentang AI. Dia percaya pada masa depan ketika dia sudah "tidak ada" lagi di dunia, penonton tetap dapat melihatnya terus berakting berkat teknologi AI.
“Siapa pun sekarang dapat membuat ulang dirinya sendiri pada usia berapa pun melalui AI atau teknologi deepfake," ujarnya.