REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Tiga mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) berhasil meraih posisi ketiga di kategori novice dalam National University Debating Championship (NUDC), yang diselenggarakan Pusat Prestasi Nasional (PusPresNas). Ada lebih dari 100 tim terbaik dari berbagai universitas se-Indonesia yang saling bersaing di perlombaan ini.
Salah satu anggota tim, Mohammad Rakan Putra Zazli Agus, dari program studi psikologi mengatakan NUDC merupakan salah satu lomba debat yang paling bergengsi. NUDC menuntut pesertanya tidak hanya mampu mengungkapkan ide dalam bahasa Inggris tetapi juga mampu menguasai pengetahuan global. "Kemudian menganalisis, membuat judgement, dan meyakinkan publik," katanya.
Menurut dia, NUDC dapat disebut menjadi impian bagi semua debater. Hal ini karena merupakan lomba resmi pusat prestasi nasional yang ada di bawah arahan langsung Kemendikbudristek yang levelnya setara PIMNAS. Sistem debatnya sendiri menggunakan british parliamentary.
Pria disapa Rakan ini juga menyampaikan, kategori novice yang diraih timnya berada di bawah kategori open. Kategori ini dikhususkan untuk debater baru yang sebelumnya belum pernah juara di English Debate tingkat regional maupun nasional.
Pada tahun sebelumnya, menurut dia, tim UMM gagal diseleksi wilayah. "Alhamdulillah di tahun ini bisa bawa pulang medali perunggu NUDC ke Malang," ungkap Rakan.
Dalam prosesnya, ada berbagai tema yang disediakan mulai dari isu-isu internasional yang terjadi di beberapa tahun belakang, sosial, hingga politik. Begitupun dengan seni, budaya, serta hal-hal yang berkaitan dengan olahraga. Hal itu membuat ia dan tim harus banyak membaca dan memahami setiap tema yang disediakan.
Pemuda asal Gorontalo itu menambahkan melalui proses seleksi dari wilayah masing masing. Tim dari UMM sendiri melalui proses seleksi di wilayah LLDIKTI VII yaitu Jawa Timur. Adapun anggota tim lainnya yaitu Faris Hilaal Firaas dari hubungan Internasional dan Hidayat Saputra Yusuf dari Psikologi.
Menurut dia, timnya sudah melakukan persiapan yang sangat matang. Kemudian juga telah banyak berlatih mulai dari latihan sendiri sampai dilatih langsung oleh pelatih berstandar internasional.
Ia menegaskan selama perlombaan tidak banyak kendala dihadapi. Timnya hanya lebih butuh penguatan jam terbang saja. "Kampus UMM juga sangat banyak memberikan fasilitas demi mendukung perjalanan kami," kata Rakan.