Kamis 15 Jun 2023 12:40 WIB

Dugaan Korupsi Kementan, Jokowi: Bolak-Balik Saya Sampaikan Hati-Hati Kelola Uang Negara

KPK tengah menyelidiki kasus dugaan korupsi di Kementerian Pertanian.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Andri Saubani
Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat mengunjungi Pasar Menteng Pulo, Jakarta Selatan, Kamis (15/6/2023). Ia meninjau kondisi harga berbagai kebutuhan pokok di pasar tersebut.
Foto: Republika/Dessy Suciati Saputri
Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat mengunjungi Pasar Menteng Pulo, Jakarta Selatan, Kamis (15/6/2023). Ia meninjau kondisi harga berbagai kebutuhan pokok di pasar tersebut.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan tanggapannya terkait penyelidikan kasus dugaan korupsi di Kementerian Pertanian (Kementan). Presiden pun menegaskan bahwa dirinya sudah berkali-kali mengingatkan jajarannya agar berhati-hati dalam mengelola keuangan negara.

"Kan bolak-balik saya sampaikan hati-hati mengelola keuangan negara," kata Jokowi di Pasar Menteng Pulo, Jakarta Selatan, Kamis (15/6/2023).

Baca Juga

Ia mengatakan, anggaran yang harus dikelola di tingkat kementerian sangatlah besar. Karena itu, pengelolaan keuangan negara pun harus diawasi dan dikendalikan.

"Karena yang kita kelola di tingkat kementerian ini gede banget harus diawasi harus dikontrol harus dicek. Bolak-balik saya sampaikan sekecil apa pun," ujarnya.

Jokowi juga membantah penyelidikan kasus dugaan korupsi politisi Nasdem itu terkait politik. Ia pun meminta agar hal ini ditanyakan kepada penegak hukum.

"Itu urusannya siapa... Kalau urusan penegak hukum tanyakan ke penegak hukum lah, jangan ke saya," kata Jokowi.

Seperti diketahui, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tengah menyelidiki kasus dugaan korupsi di Kementerian Pertanian yang diduga mengarah kepada Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo. Kasus tersebut terkait penyalahgunaan Surat Pertanggungjawaban (SPJ) dan dugaan gratifikasi di lingkungan Kementan.

Sejumlah pihak pun telah dimintai keterangan mengenai kasus tersebut. "Sejauh ini yang kami ketahui benar tahap proses permintaan keterangan kepada sejumlah pihak atas dugaan korupsi di Kementan RI," kata Kepala Bagian Pemberitaan KPK, Ali Fikri dalam keterangan tertulisnya, Rabu (14/6/2023).

Ketika berada di Kabupaten Solok pada Rabu (14/6/2023), Mentan Syahrul tidak mau banyak berkomentar soal kasus di kementeriannya. "Oh, saya enggak ngerti itu," kata Syahrul saat menjawab pertanyaan wartawan usai meninjau kawasan sentra pengembangan bawang merah nasional di Kabupaten Solok, Sumatra Barat. 

Syahrul tetap bungkam saat dicecar pertanyaan mengenai kasus yang sedang ditangani KPK tersebut. Ia pun langsung masuk ke dalam mobil dan pergi meninggalkan lokasi. 

 

photo
Pertumbuhan pertanian RI terus meningkat, begitu pula dengan jumlah pekerja di sektor pertanian. - (Tim Infografis)

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement