REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Center of Economic and Law Studies (Celios) meminta perbankan lebih mampu meningkatkan penyaluran kredit pada tahun ini. Hal ini menyusul keputusan the Fed memutuskan untuk mempertahankan suku bunga pada level 5,0-5,25 persen.
Direktur Eksekutif Celios Bhima Yudhistira mengatakan, keputusan the Fed tersebut merupakan momentum perbankan untuk mendorong penyaluran kredit sehingga diharapkan pertumbuhan kredit di atas 10 persen.
“Sekarang the Fed ditahan sebenarnya jadi momentum perbankan untuk meningkatkan penyaluran kredit karena harapannya suku bunga melandai, tidak ada suku pinjaman yang berlebihan, likuiditas cukup baik. Diharapkan pertumbuhan kredit bisa di atas 10 persen,” ujarnya ketika dihubungi Republika.co.id, Kamis (15/6/2023).
Bhima menyebut keputusan the Fed tersebut juga mampu menekan laju nilai tukar rupiah secara berlebihan.
Dikutip dari Reuters, Rabu (14/6/2023), Ketua the Fed Jerome Powell menggambarkan pertumbuhan AS dan pasar kerja bertahan lebih baik dari yang diharapkan di bawah beban pengetatan kebijakan moneter agresif tahun lalu. Hal itu memungkinkan the Fed terus berjuang untuk menurunkan inflasi.
Powell menuturkan, memungkinkan the Fed mengumpulkan lebih banyak informasi sebelum menentukan apakah suku bunga perlu dinaikkan lagi untuk menemukan titik akhir yang tepat yang memperlambat kenaikan harga sambil meminimalkan kenaikan apa pun. Setelah satu tahun banyak ekonom dan analis berpendapat resesi sudah dekat. Selain itu, juga ekonomi akan retak di bawah proyeksi kuartal the Fed terbaru.
“Perkiraan pertumbuhan naik sedikit, perkiraan pengangguran turun sedikit, perkiraan inflasi naik," ujar Powell.