Kamis 15 Jun 2023 20:01 WIB

Berlabel untuk Semua Umur, Elemental Usung Isu Serius Perjuangan Imigran-Perbedaan Ras

Film animasi Elemental: Forces of Nature tayang mulai 21 Juni 2023.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Reiny Dwinanda
Foto adegan film Elemental: Forces of Nature.
Foto: Dok Disney/Pixar
Foto adegan film Elemental: Forces of Nature.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Apa jadinya jika empat elemen dasar yang ada di dunia, yakni air, tanah, udara, dan api, benar-benar hidup? Di Element City yang modern dan semarak, masyarakat gabungan dari keempat elemen tersebut hidup berdampingan bersama-sama.

Kisah mereka yang tertuang di film Elemental: Forces of Nature besutan Disney-Pixar itu akan tayang di bioskop Indonesia mulai 21 Juni 2023. Berlabel semua umur, nyatanya film Elemental mengusung isu yang cukup serius, yaitu perjuangan imigran dan perbedaan ras.

Baca Juga

Tokoh utama film Elemental adalah gadis elemen api bernama Ember (Leah Lewis) dan pemuda elemen air bernama Wade (Mamoudou Athie). Dengan durasi 109 menit, permulaan film mengisahkan riwayat orang tua Ember sebelum gadis itu lahir.

Ayah ibu Ember, Bernie (Ronnie del Carmen) dan Cinder (Shila Ommi), merupakan pendatang di Element City. Setelah mendapat musibah di tempat asal mereka, Fireland, keduanya mengarungi lautan dan akhirnya sampai di Element City. Setelah itu, Bernie memulai usaha toko kelontong bernama Fireplace.

Sutradara Elemental, Peter Sohn, menyebut kisah orang tua Ember adalah representasi kisah orang tuanya. Seperti Ember, Sohn adalah imigran generasi kedua. Orang tua Sohn pindah dari Korea ke New York City, Amerika Serikat, pada awal 1970-an.

Sohn lahir dan dibesarkan dengan tradisi, bahasa, dan budaya Korea di New York City, yang sangat "Amerika". Sepanjang masa kecilnya, dia dan keluarganya kerap menghadapi xenofobia, yakni ketidaksukaan atau ketakutan terhadap orang-orang dari negara lain, atau orang yang dianggap asing.

"Ide tema dalam film ini sangat pribadi bagi saya. Pengalaman saya tumbuh di New York dan xenofobia yang saya dan orang tua saya hadapi adalah masalah yang lebih bersifat personal," kata Sohn pada konferensi pers global secara virtual beberapa waktu silam.

Dalam film, dikisahkan bahwa warga elemen api merupakan yang paling akhir datang ke Element City. Ember dan keluarganya pun kadang menghadapi penolakan di tengah perbedaan. Misalnya, tak boleh masuk ke lokasi tertentu karena dikhawatirkan sifat api mereka bakal merusak.

Namun, itu hanya bagian dari sisi gelap cerita. Sohn mengatakan, Elemental juga dimaksudkan untuk menjadi film yang penuh harapan, cerita yang sangat berwarna, dengan banyak komunitas berbeda.

"Jadi ini benar-benar tentang mengedepankan harapan, lebih dari apa pun," ungkap Sohn.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement