REPUBLIKA.CO.ID, MADINAH -- Sebanyak 6.202 orang jamaah haji khusus mulai meninggalkan Madinah menuju Makkah guna bersiap melaksanakan puncak ibadah haji. "Masih ada 620-an yang tinggal menghabiskan masa arbain dan ziarah," kata Kepala Seksi Pengawasan Haji Khusus Daerah Kerja Madinah PPIH Arab Saudi, Rudy N Ambari, Kamia (15/6/2023).
Jamaah haji khusus tersebut singgah di Madinah selama empat sampai dengan sembilan hari, tergantung kesepakatan paket ibadah haji dengan Penyelenggara Ibadah Haji Khusus (PIHK). Mereka memakai jasa penyelenggaraan ibadah haji dari 59 PIHK.
Di Makkah, jamaah-jamaah haji khusus tinggal di Makkah sekitar 12-14 hari sampai pelaksanaan puncak haji. Seperti halnya di Madinah, mereka menempati akomodasi hotel bintang lima yang jaraknya tidak lebih dari 500 meter dari kompleks Masjidil Haram.
Rata-rata paket ibadah haji khusus ditawarkan dengan harga Rp 250 juta-Rp 300 juta per jamaah. Waktu tunggu jamaah haji khusus saat ini sekitar 7 tahun.
Pelayananan PIHK dalam penyelenggaraan ibadah haji diawasi oleh Kementerian Agama melalui PPIH. Pengawasan itu untuk memastikan PIHK memberikan fasilitas dan pelayanan sesuai yang dijanjikan kepada jamaah.
Maswarni Erika Wahab, salah seorang jamaah haji plus dari Palembang, mengatakan pelayanan yang diterimanya sesuai standar. Jamaah yang diberangkatkan oleh Arminareka Perdana itu bersyukur semua agenda kegiatan ibadah maupun ziarah terlaksana. Meski begitu, Erika menilai masih ada yang perlu ditingkatkan dari pelayanan PIHK tersebut, utamanya ketika kegiatan ziarah.
Tahun ini, sebanyak 18.320 jamaah haji khusus akan datang secara bergelombang ke Arab Saudi sampai dengan sekitar 20 Juni mendatang. Sebagian besar rombongan mendarat di Bandara King Abdul Aziz, Jeddah. Dari situ ada yang singgah di Madinah lebih dahulu, ada yang yang langsung ke Makkah.