Kamis 15 Jun 2023 23:01 WIB

Kaisar Naruhito Mengenang Masa Sulit Hubungan Jepang-Indonesia

Kaisar menekankan penting mendorong perasaan cinta damai.

 Foto selebaran yang disediakan Badan Rumah Tangga Kekaisaran melalui Jiji Press menunjukkan Kaisar Jepang Naruhito (kiri) dan Permaisuri Masako, berpose di Istana Kekaisaran, Tokyo, 5 Desember 2021.
Foto: EPA-EFE/IMPERIAL HOUSEHOLD AGENCY
Foto selebaran yang disediakan Badan Rumah Tangga Kekaisaran melalui Jiji Press menunjukkan Kaisar Jepang Naruhito (kiri) dan Permaisuri Masako, berpose di Istana Kekaisaran, Tokyo, 5 Desember 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO – Kaisar Jepang Naruhito menyatakan kerja sama dengan negara-negara berkembang menjadi kunci penyelesaian masalah global. Di antaranya, perubahan iklim. Ia menyampaikan hal ini menjelang kunjungan kenegaraan ke Indonesia. 

Rencananya, Kaisar Naruhito berada di Indonesia mulai Sabtu (17/6/2023) mendatang. Ini merupakan kunjungan negara pertama sejak Naruhito dinobatkan sebagai kaisar pada 2019. Ia akan ditemani Permaisuri Masako. 

Naruhito mengakui  adanya masa sulit hubungan kedua negara. Ucapannya itu merujuk pendudukan Jepang atas Indonesia pada masa perang. Ia cucu Kaisar Hirohito yang atas namanya Jepang terlibat dalam Perang Dunia II. Ia bagian monarki yang lahir setelah perang usai.  

‘’Ada masa sulit dalam hubungan kami dengan Indonesia,’’ ujar Naruhito dalam konferensi pers di Istana Kaisar, Tokyo, Kamis (15/6/2023). Dalam konferensi pers, Naruhito mengisahkan pengalaman orang tuanya di masa perang. 

Menurut dia, hatinya terluka ketika memikirkan banyaknya korban jiwa yang berjatuhan dan penderitaan serta kepedihan akibat perang. Pasukan Jepang menjajah Indonesia antara 1942 dan Agustus 1945. Indonesia mendeklarasikan kemerdekaan pada tahun itu.

’’Saya pikir, penting mendorong perasaan cinta damai seiring pemahaman mendalam kita mengenai sejarah tanpa melupakan para korban,’’ ujar Naruhito. Ia bertekad meneladan orang tuanya untuk mendedikasikan dirinya demi perdamaian.

Ia menambahkan, tahun ini menandai 50 tahun hubungan Jepang dan ASEAN, kini diketuai Indonesia. ‘’Bekerja dengan negara-negara berkembang menjadi semakin penting menyelesaikan masalah global, seperti perubahan iklim, energy, dan pangan,’’ katanya. 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement