REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat surplus neraca perdagangan pada Mei 2023 masih berlanjut. Bank Indonesia (BI) memandang perkembangan tersebut positif bagi upaya untuk terus menjaga ketahanan eksternal perekonomian Indonesia.
“Ke depan, Bank Indonesia terus memperkuat sinergi kebijakan dengan pemerintah dan otoritas lain guna terus meningkatkan ketahanan eksternal dan mendukung pemulihan ekonomi nasional,” kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono dalam pernyataan tertulisnya, Kamis (15/6/2023) malam.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, neraca perdagangan Indonesia pada Mei 2023 tercatat surplus sebesar 0,44 miliar dolar AS. Hanya saja nilainya masih rendah dibandingkan dengan surplus pada April 2023 sebesar 3,94 miliar dolar AS.
Surplus neraca perdagangan Mei 2023 terutama didorong oleh surplus neraca perdagangan nonmigas sedangkan neraca perdagangan migas mencatat defisit 1,82 miliar dolar AS. Surplus neraca perdagangan nonmigas tercatat sebesar 2,26 miliar dolar AS yang menurun dibandingkan dengan surplus nonmigas bulan sebelumnya sebesar 5,63 miliar dolar AS.
“Hal ini sejalan dengan kenaikan ekspor nonmigas di tengah peningkatan impor nonmigas,” tutur Erwin.
Ekspor nonmigas yang meningkat terutama bersumber dari peningkatan ekspor produk manufaktur seperti kendaraan, mesin dan perlengkapan mekanis, serta mesin dan perlengkapan elektrik. Ekspor nonmigas komoditas berbasis sumber daya alam seperti CPO juga tercatat meningkat seiring harga komoditas global yang masih tinggi.
Berdasarkan negara tujuan, ekspor nonmigas ke China, Amerika Serikat, dan Jepang merupakan kontributor utama terhadap total ekspor Indonesia. Sementara itu, impor nonmigas tercatat meningkat pada hampir seluruh golongan barang sejalan dengan aktivitas ekonomi yang terus meningkat.