REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA - Di tengah kinerja perekonomian nasional yang relatif stabil, kondisi Industri Jasa Keuangan (IJK) di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mencatatkan pertumbuhan positif pada April 2023. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, hal ini tercermin dari pertumbuhan di masing-masing sektor jasa keuangan dan secara keseluruhan stabilitas dan profil risiko yang terjaga serta likuiditas yang memadai.
Kepala OJK Daerah Istimewa Yogyakarta Parjiman menjelaskan, aset perbankan di wilayah DIY pada bulan April 2023 meningkat sebesar 4,36 persen yoy. Pertumbuhan kredit perbankan di DIY pada bulan April 2023 tumbuh sebesar 8,17 persen (yoy) atau tumbuh sebesar 0,14 persen secara year to date (ytd), tiga sektor ekonomi yang tumbuh tertinggi yaitu sektor konstruksi (9,81 persen); sektor jasa kemasyarakatan sosial budaya (5,40 persen); dan sektor pertanian, perburuan dan kehutanan (3,06 persen).
"Risiko kredit terjaga namun mengalami penurunan kualitas rasio NPL dari 3,64 persen pada bulan Maret 2023 menjadi 3,85 persen pada bulan April 2023," ujar Parjiman dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Jumat (16/6/2023).
Di sisi lain, kredit restrukturisasi Covid-19 pada kuartal I tahun 2023 terus mencatatkan penurunan menjadi Rp 7,1 triliun (kuartal IV 2022: Rp8,05 triliun). Kredit perbankan yang direstrukturisasi sebanyak 41.258 rekening dengan nilai baki debet mencapai Rp7,2 triliun, diantaranya sebesar Rp4,05 triliun atau sebesar 56,47 persen merupakan debitur UMKM.
Pada kuartal I 2023, terjadi penurunan baki debet sebesar 10,92 persen kredit/pembiayaan perbankan yang direstrukturisasi dibandingkan dengan kuartal IV 2022. Sementara dari perusahaan pembiayaan, akumulasi pembiayaan sampai dengan kuartal IV tahun 2022 yang telah direstrukturisasi mencapai Rp 2,8 triliun.
Ia mengungkapkan, market share kredit yang telah disalurkan kepada UMKM mencapai 49,54 persen pada bulan April 2023, mengalami peningkatan dari bulan sebelumnya, serta telah melampaui target yang ditetapkan oleh pemerintah sebesar 30 persen pada tahun 2024 mendatang.
"Kredit/Pembiayaan Melawan Rentenir (K/PMR) mencatatkan total baki debet penyaluran K/PMR sampai dengan kuartal IV tahun 2022 mencapai Rp31,11 miliar atau tumbuh sebesar 264,34 persen (yoy)," jelas Parjiman.
Penyaluran pembiayaan oleh perusahaan pembiayaan pada bulan April 2023 tumbuh sebesar 8,97 persen yoy. Mayoritas pembiayaan yang disalurkan ke pembiayaan multi guna mencapai 70,31 persen. Rasio NPF meningkat dari 1,92 persen pada bulan Maret 2023 menjadi 2,01 persen pada bulan April 2023.
"Sementara itu, transaksi pasar modal di DIY didominasi oleh investor individu, yang mencatatkan perkembangan jumlah SID Saham sebesar 95.041 pada April 2023 (tumbuh sebesar 20,81 persen yoy), SID Reksadana sejumlah 197.565 (tumbuh sebesar 27,92 persen yoy) serta SID SBN sebesar 15.197 (tumbuh sebesar 27,48 persen yoy)," kata Parjiman.