REPUBLIKA.CO.ID, ABUJA -- Tidak kurang dari 75 jamaah haji Nigeria yang sedang dalam kondisi hamil berakhir di rumah sakit. Komisi Haji Nasional Nigeria atau NAHCON menyebut mereka harus dirujuk ke rumah sakit di Tanah Suci Makkah dan Madinah, untuk mendapatkan perhatian medis yang mendesak.
Dalam laporannya, mereka menyebut banyak jamaah haji wanita ini mengabaikan nasihat dan kampanye kesadaran terhadap wanita hamil, yang melarang mereka melakukan perjalanan ibadah haji.
Tim Medis Nigeria di Makkah, Usman Galadima, mengatakan wanita hamil biasanya disarankan tidak melaksanakan haji karena sifat fisik dari ibadah tersebut. Dari 75 jamaah yang hamil, 30 diantaranya telah dirujuk ke rumah sakit di Madinah dan 45 lainnya dirujuk ke rumah sakit di Makkah.
“Kami memiliki kasus kehamilan ibu dengan usia di atas 35 tahun. Kami telah melihat kasus kehamilan berumur tujuh bulan yang harus dirawat. Kami memiliki kasus yang harus dibawa ke Rumah Sakit Wanita di Makkah untuk masuk dan perawatan darurat," ujar dia dikutip di The Punch, Jumat (16/6/2023).
Hal ini terjadi karena ketidakpatuhan atas seruan peringatan, yang telah disampaikan terhadap wanita hamil yang ingin melaksanakan haji di Kerajaan (Arab Saudi). Ia menyebut kondisi medis ini muncul karena kelelahan fisik dan kecenderungan mengalami komplikasi yang terkait dengannya.
“Kami menyarankan agar wanita hamil tidak melaksanakan ibadah haji. Kami memiliki begitu banyak kasus wanita hamil yang datang untuk haji dan begitu banyak referensi. Di Madinah, kami rujuk lebih dari 30. Di Makkah, kami rujuk hingga 45 jamaah," lanjut dia.
Galadima juga menyesali kegagalan beberapa jamaah dengan risiko kesehatan kronis, terutama diabetes dan hipertensi, yang bepergian tanpa membawa obat-obatan mereka. Padahal, NAHCON telah berupaya untuk memberi edukasi dan pengertian kepada mereka.
Tidak hanya itu, ia juga mengutuk kebijakan penyitaan obat pasien yang dilakukan oleh otoritas Nigeria. Ia menyebut jika obat itu telah diresepkan oleh dokter, maka otoritas Saudi tidak akan menyitanya.
Ia juga menyebut seorang musafir dapat bepergian dengan obat-obatan mereka, selama ada resep yang menyertainya dan berada dalam kemasan aslinya. "Banyak dari jamaah ini datang tanpa obat-obatan mereka. Kami telah melihat banyak pasien dengan gula darah tinggi membutuhkan rawat inap,” kata dia.
Sementara itu, melalui akun Twitter resminya Nahcon menyebut bahwa 50.441 jamaah telah diterbangkan ke Tanah Suci, dengan 30.011 laki-laki dan 20.430 perempuan. Dari total tersebut, 10.947 saat ini berada di Madinah dan 39.494 telah diangkut ke Makkah.