Jumat 16 Jun 2023 14:53 WIB

Pakar UI Ingatkan Masyarakat untuk Beretika di Dunia Digital

Jejak digital akan terus ada hingga kapan pun, kita ingin dikenang seperti apa?

Red: Erik Purnama Putra
Pegiat Literasi Digital Vokasi Universitas Indonesia (UI), Devie Rahmawati (dua dari kiri).
Foto: Dok Republika.co.id
Pegiat Literasi Digital Vokasi Universitas Indonesia (UI), Devie Rahmawati (dua dari kiri).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Transformasi digital menjadi fenomena yang tidak dapat dibendung. Bahkan, saat ini seluruh sendi kehidupan masyarakat tak dapat lepas dari paparan teknologi digital. Sayangnya, ada warga yang menyalahgunaan media sosial (medsos) dan internet untuk kejahatan.

Pegiat Literasi Digital Vokasi Universitas Indonesia (UI), Devie Rahmawati selaku berpesan kepada masyarakat agar berkarya dengan beretika di dunia digital. Menurut dia, pada era digital, etika harus dijaga agar tidak menimbulkan kerugian bagi pihak lain.

"Jejak digital akan terus ada hingga kapan pun. Jadi ketika kita tidak lagi ada di dunia, kita ingin dikenang seperti apa? Etika adalah jangan lakukan hal yang tidak mau orang lakukan terhadap kita," ujar Devie dalam siaran pers di Jakarta, Jumat (16/6/2023).

Kepala Bidang Aplikasi dan Informatika Diskominfo Kota Makassar, Jusman menambahkan, kasus atau masalah di dunia maya terus meningkat. "Yang sering terjadi di dunia maya, antara lain kejahatan siber, penyebaran informasi palsu, cyber bullying, privasi dan keamanan digital, ketidaksetaraan digital, dan pelecehan di dunia digital," ujarnya di acara Pekan Literasi Digital di Kota Makassar, belum lama ini.

Content Creator dan CEO Bedebaik, Rijal Djamal mengingatkan, ketika sebuah era sudah berubah, maka pola pikir masyarakat juga harus menyesuaikan, terutama pada era digital. Dia mengajak warganet untuk memanfaatkan perkembangan dunia digital untuk kebaikan dan hal positif. "Maka tangkap peluangnya, tangkap ruangnya, meski ada sisi negatif dan positif," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement