Jumat 16 Jun 2023 15:32 WIB

Polusi Udara Jabodetabek Memburuk, Jokowi Panggil Menteri LHK

Dari data IQAir, Jakarta memiliki kualitas udara terburuk dengan angka capai 159.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Teguh Firmansyah
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya.
Foto: Dok. KLHK
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) memanggil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya Bakar ke Istana Jakarta, Jumat (16/6/2023) siang. Dipanggilnya Menteri LHK ke Istana ini terkait masalah polusi udara yang semakin memburuk, terutama di kawasan Jabodetabek.

“Benar, Menteri LHK Bu Siti Nurbaya dipanggil Bapak Presiden terkait polusi udara,” kata Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media, Sekretariat Presiden Bey Machmudin.

Baca Juga

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga sempat ditanya terkait masalah polusi udara ini saat mengunjungi Pasar Menteng Pulo, Jakarta Selatan, Kamis (15/6/2023) kemarin. Namun, dia enggan memberikan tanggapannya dan meminta agar ditanyakan kepada Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono yang saat itu sedang mendampinginya.

Seperti diketahui, kualitas udara di Jakarta dan kawasan sekitarnya dalam beberapa hari terakhir ini semakin memburuk. Bahkan pada Jumat (16/6/2023), DKI Jakarta menjadi kota dengan kualitas udara terburuk di dunia berdasarkan situs pemantau polusi udara IQAir.

Dari data IQAir, Jakarta memiliki kualitas udara terburuk dengan angka yang mencapai 159 dan masuk dalam kategori tidak sehat.

Memburuknya kualitas udara di DKI Jakarta karena polusi terus bertambah akibat kenaikan laju kendaraan bermotor. Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta menyebut sumber polutan berasal dari sektor industri dan transportasi.

“Untuk polutan SO2 (sulfur dioksida) sumber terbesar berasal dari sektor industri, sedangkan untuk NOx, CO (karbon monoksida), PM10, dan PM2,5 didominasi berasal dari sektor transportasi,” kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Asep Kuswanto, Jumat (9/6/2023).

Selain itu, ia juga menyebut kawasan industri di daerah sekitar Jakarta juga berkontribusi terhadap memburuknya kualitas udara di Jakarta. “Sumber emisi di suatu wilayah akan memengaruhi wilayah lain karena adanya pergerakan polutan akibat pola angin yang membawa polutan bergerak dari satu lokasi ke lokasi yang lain sehingga menyebabkan terjadinya potensi peningkatan konsentrasi di lokasi tersebut,” ujar dia.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement