Jumat 16 Jun 2023 16:16 WIB

Suhu Udara di Kota-Kota Cina Tembus Rekor

Sejak Maret, suhu udara di Cina sudah lebih tinggi dari biasanya.

Rep: Lintar Satria/ Red: Nidia Zuraya
Orang-orang yang memakai masker berjalan di sepanjang jalan di kawasan pusat bisnis di Beijing (ilustrasi). Suhu udara di kota-kota utara Cina pekan ini tembus rekor untuk bulan Juni 2023.
Foto: AP Photo/Mark Schiefelbein
Orang-orang yang memakai masker berjalan di sepanjang jalan di kawasan pusat bisnis di Beijing (ilustrasi). Suhu udara di kota-kota utara Cina pekan ini tembus rekor untuk bulan Juni 2023.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Suhu udara di kota-kota utara Cina pekan ini tembus rekor untuk bulan Juni. Udara panas memperketat pasokan listrik Cina dan mendorong pemerintah menggelar latihan simulasi situasi darurat.

Sejak Maret, suhu udara di Cina sudah lebih tinggi dari biasanya. Pakar cuaca memprediksi kondisi ekstrem akan terjadi di seluruh negeri dapat melampaui musim panas tahun lalu yang berlangsung selama lebih dari dua bulan.

Baca Juga

Kantor berita Pemerintah Cina, CCTV, melaporkan pada Kamis (15/6/2023) kemarin Shijiazhuang di Provinsi Hebei menjadi ibu kota provinsi pertama yang suhu udaranya mencapai 40 derajat Celsius pada tahun ini. Kota Zhangjiakou dan Chengde di provinsi yang sama juga tembus rekor untuk suhu udara bulan Juni.

Pada Jumat (16/6/2023) pukul 10.00 pagi, Pusat Administrasi Meteorologi Cina mengeluarkan peringatan gelombang panas. Ibu kota Beijing diperkirakan akan mencapai suhu 37 sampai 39 derajat Celsius hingga Sabtu (17/6/2023) besok. Observatorium Meteorologi Tianjin meningkatkan tingkat peringatan menjadi merah dengan perkiraan suhu udara mencapai 40 derajat Celsius.

Panas yang terus menerus mendorong operator jaringan listrik Cina mengeluarkan peringatan. Perusahaan dan masyarakat kota dimintai mengurangi pemakaian listrik.

Pada Kamis (15/6/2023) kemarin, Administrasi Energi Nasional Cina menggelar latihan kedaruratan di jaringan listrik East China. Mereka menstimulasikan lonjakan pemakaian dan pemadaman listrik untuk mempersiapkan mekanisme pengelolaan listrik.

Jaringan listrik East China yang melayani kota-kota bisnis seperti Shanghai dan Hangzhou, memperkirakan puncak pemakaian akan mencapai 397 gigawatt pada musim panas ini. Berdasarkan data dari Badan Energi Terbarukan Internasional angka itu lebih tinggi dibandingkan total kapasitas generator Jepang.

Perusahaan energi dan air milik negara di Shanghai mengungkapkan langkah-langkah untuk memenuhi permintaan energi dan air pada musim panas ini. Tujuan mencegah pemadaman yang melanda Cina tahun lalu.

Bulan lalu Shanghai mencatat bulan Mei terpanas dalam seratus tahun. 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement