REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Penasihat keamanan nasional Amerika Serikat, Jepang, dan Korea Selatan mengecam peluncuran rudal Korea Utara pada Kamis (15/6/2023) dengan menyebutnya sebagai pelanggaran nyata terhadap berbagai resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Ketiga negara juga berjanji untuk meningkatkan upaya dalam memajukan perdamaian dan stabilitas di kawasan Indo-Pasifik, demikian pernyataan bersama yang dirilis oleh Gedung Putih.
"Peluncuran rudal ini jelas merupakan pelanggaran terhadap berbagai resolusi Dewan Keamanan PBB, dan menunjukkan ancaman senjata pemusnah massal dan program rudal balistik DPRK yang melanggar hukum terhadap kawasan, perdamaian, dan keamanan internasional, serta rezim non-proliferasi global," kata Gedung Putih, merujuk pada nama resmi Korut, yaitu DPRK, seperti dilansir kantor berita Yonhap.
Kecaman itu muncul beberapa jam setelah Pyongyang menembakkan dua rudal balistik jarak pendek, menyusul upayanya yang gagal untuk meluncurkan satelit pengintaian militer pada 31 Mei 2023.
Para penasihat keamanan menekankan perlunya semua negara untuk sepenuhnya menerapkan resolusi Dewan Keamanan PBB guna melarang Korut memperoleh teknologi dan bahan-bahan yang diperlukan dalam melakukan peluncuran rudal semacam itu.
"AS dengan tegas menegaskan kembali komitmen keamanannya yang kuat untuk Jepang dan Korsel," ujar Gedung Putih.
Pernyataan bersama itu dikeluarkan saat Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan bertemu dengan mitranya dari Korsel dan Jepang yaitu Cho Tae-yong dan Takeo Akiba di Tokyo untuk pembicaraan trilateral yang sebagian besar berfokus pada ancaman yang ditimbulkan Korut.
Korut mengatakan akan mencoba lagi untuk meluncurkan kendaraan peluncuran luar angkasa yang membawa satelit mata-mata militer pertamanya, meskipun ada resolusi DK PBB yang melarang Pyongyang untuk memperoleh atau menggunakan teknologi rudal balistik apa pun, termasuk kendaraan peluncuran luar angkasa.
Penasihat keamanan nasional mendesak Korut untuk terlibat dalam diplomasi, dengan mengatakan kerja sama trilateral antara AS, Jepang, dan Korsel tidak akan terguncang oleh provokasi.