Sabtu 17 Jun 2023 03:11 WIB

Kemenkominfo Ajak Masyarakat Raih Cuan Lewat Media Sosial

Kemenkominfo lewat program literasi digital ajak entrepreuner dan kreator digital

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) Republik Indonesia berkolaborasi dengan Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi menyelenggarakan kegiatan Gali Ilmu untuk para mahasiswa, pelajar, UKM, dan masyarakat umum lainnya di wilayah Tangerang Selatan, Sabtu (10/6/2023).
Foto: dok kemenkominfo
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) Republik Indonesia berkolaborasi dengan Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi menyelenggarakan kegiatan Gali Ilmu untuk para mahasiswa, pelajar, UKM, dan masyarakat umum lainnya di wilayah Tangerang Selatan, Sabtu (10/6/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG SELATAN -- Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) Republik Indonesia berkolaborasi dengan Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi menyelenggarakan kegiatan Gali Ilmu untuk para mahasiswa, pelajar, UKM, dan masyarakat umum lainnya di wilayah Tangerang Selatan, Sabtu (10/6/2023). Gali Ilmu kali ini menghadirkan narasumber dengan latar belakang bisnis atau kewirausahaan yang mahir di bidangnya untuk mengupas cara memulai bisnis dengan modal yang sedikit. 

Kegiatan ini berbentuk talkshow yang diselenggarakan secara hybrid dengan dihadiri oleh 400 peserta, baik luring ataupun daring di platform Zoom Meeting. Kegiatan dibuka dengan materi pertama yang dibawakan oleh Yasa Singgih, seorang Entrepreneur dan Kreator Digital. 

Dalam materinya, Yasa mengatakan bahwa ia memulai bisnis saat awal kuliah dengan modal seadanya, bisnis tersebut bernama "Republic". Yasa bercerita, ia memulai bisnis dengan forum jual beli Kaskus. Ia menjadi reseller dengan mengambil barang di Pasar Tanah Abang bermodalkan uang Rp 700.000.

"Saat ini saya membuat agensi bernama Buzzle dengan pencapaian menggandeng 50 brand lokal. Biasanya di agensi saya, saya hanya memegang brand lokal, tapi tahun lalu saya mendapat challenge untuk membantu branding pabrik besi dengan tujuan untuk mencari buruh pabrik," ucap dia berdasarkan rilis yang diterima Republika.co.id, Jumat (16/6/2023).

Yasa kemudian menambahkan bahwa modal bisnis paling penting bukanlah uang, namun yang terpenting adalah keberanian atau nyali, modal yang kedua adalah koneksi atau Networking. Kemudian, hal yang terpenting lainnya adalah knowledge atau experience.

Lalu ada kalanya time dan energy juga dibutuhkan, dan hal terpenting yang terakhir adalah money. Namun, perlu diingat kalau kita harus mengandalkan hal-hal sebelumnya, dan money menjadi opsi terakhir. 

"Kenapa TikTok lebih berguna dibandingkan IG Reels, karena TikTok bisa membantu kita yang hanya memiliki followers kecil untuk berkembang. Perlu diketahui, algoritma TikTok akan menyebarkan konten kita kepada lima orang non followers kita, kemudian jika lima orang tersebut menyukai konten kita, maka TikTok akan terus menggandakan penyebaran konten kita hingga FYP," tegas Yasa.

Di penghujung materi, Yasa menegaskan kalau proses membuat konten memang terkesan mudah, namun sebenarnya tidak sesederhana itu. Hal yang paling penting adalah membuat konten tersebut agar bisa sustainable (berkelanjutan) sehingga bisa kita manfaatkan untuk menyebarkan atau memperkuat branding bisnis kita. 

Materi kedua kemudian dilanjutkan oleh Koordinator Divisi Konten Kreatif dan CEO Infina, Oktora Irahadi atau yang akrab dipanggil Tora. Dalam materinya, Tora mengatakan bahwa saat ini tren menjadi sangat pendek, yang semula jenjangnya sebulan menjadi seminggu.

Oleh karena itu, perlu adanya usaha yang diberikan atau effort. "Kita harus tahu cara men-treat customer kita, terutama dengan memanfaatkan media sosial. Salah satunya dengan melakukan chit-chat seperti membalas komentar customer yang memberi komentar di e-commerce atau media sosial kita," ujar Tora.

Tora juga menambahkan bahwa hal terpenting lainnya adalah "adaptasi". Jadi, tidak perlu mengikuti apa bisnis yang tren atau viral, namun bisa membuat konten untuk menaikan value produk kita dengan cara adaptif pada media sosial yang bisa memberi algoritma terbaik. 

"Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah gambar, harga, review, dan lokasinya. Setelah itu, gambar produk, strategi permainan harga, dan gimik lainnya. Ketika semua ini sudah dipenuhi, setidaknya orang yang melihat media sosial kamu akan mengira produkmu aktif dan kredibel untuk dibeli," imbuhnya yang sekaligus menutup kegiatan Gali Ilmu.

Kegiatan Gali Ilmu merupakan salah satu upaya literasi digital untuk segmen masyarakat umum dalam rangkaian kegiatan program Indonesia Makin Cakap Digital yang diinisiasi oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika RI (Kemenkominfo). Program Indonesia Makin Cakap Digital bertujuan untuk memberikan literasi tentang teknologi digital kepada 50 juta masyarakat Indonesia hingga tahun 2024.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement