REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH – Sekelompok wanita Palestina di Jalur Gaza yang terkepung telah memproses berbagai limbah kain dan pakaian untuk menghasilkan barang-barang yang dapat digunakan kembali sebagai bagian dari proyek daur ulang. Limbah tekstil dan kulit telah diubah sebagai bagian dari proyek 'Jarum dan Benang'.
Kepala proyek, Inas El-Gul, seorang insinyur pertanian, mengatakan idenya dimulai di daerah pedesaan, di mana jumlah limbahnya sangat tinggi. Ia pun lantas tergerak untuk mengatasi limbah-limbah tersebut agar bisa lebih bermanfaat.
"Saya bertanya-tanya mengapa limbahnya begitu tinggi, jadi saya bertanya kepada ibu-ibu mengapa mereka membuang semua ini. Mereka mengatakan bahwa mereka tidak tahu apa yang harus dilakukan dengan itu. Jadi, saya membawa mereka dan melatih mereka, dan ketika mereka dilatih, mereka mulai berproduksi dan sangat menikmati pekerjaan itu," kata Inas El-Gul dilansir dari Middle East Monitor, Sabtu (10/6/2023).
Proyek ini didasarkan pada daur ulang limbah industri seperti pakaian bekas, kain, kulit, kayu, ban, dan besi.
“Dimulai pada 2020. Karena saya melihat banyak limbah, saya memulai tantangan. Mereka melakukan studi tentang limbah dan kemampuannya. Saya menemukan bahwa volume limbah terbesar adalah kain dan kulit dari pabrik,” ujarnya.
El-Gul percaya bahwa mereka dapat bermanfaat bagi lingkungan dengan mengambil limbah dan memindahkannya dari tempat pembuangan akhir itu.
“Tujuan utama dari proyek ini adalah untuk membersihkan lingkungan. Tujuan kedua adalah untuk memberikan penghidupan bagi perempuan yang membutuhkan dan mengajari mereka kerajinan tangan sehingga mereka dapat memasuki pasar,” tambahnya.
Sumber: middleeastmonitor