Sabtu 17 Jun 2023 10:26 WIB

Putin: Pengerahan Senjata Nuklir Taktis ke Belarusia Sebagai Peringatan Bagi Barat

Senjata nuklir taktis Rusia tiga kali lebih kuat daripada bom atom yang dijatuhkan AS

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
Presiden Belarusia Alexander Lukashenko dan Presiden Rusia, Vladimir Putin. Rusia telah kirim senjata nuklir taktis ke Belarusia
Foto: Vyacheslav Viktorov via AP
Presiden Belarusia Alexander Lukashenko dan Presiden Rusia, Vladimir Putin. Rusia telah kirim senjata nuklir taktis ke Belarusia

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Presiden Rusia, Vladimir Putin pada Jumat (16/6/2023) mengatakan, pengerahan senjata nuklir taktisnya ke Belarusia adalah pengingat bagi Barat bahwa Moskow tidak akan mengalami kekalahan strategis. Berbicara di forum ekonomi tahunan Rusia di St Petersburg, Putin mengatakan, hulu ledak nuklir taktis Rusia telah dikirim ke sekutu dekat Belarusia.

"Pusat nuklir pertama dikirim ke wilayah Belarus. Tapi hanya yang pertama, bagian pertama. Tapi kami akan melakukan pekerjaan ini sepenuhnya pada akhir musim panas atau akhir tahun," ujar Putin.

Baca Juga

Pengerahan hulu ledak pertama Moskow di luar Rusia sejak jatuhnya Uni Soviet dimaksudkan sebagai peringatan ke Barat. "Justru sebagai elemen pencegahan agar semua orang yang berpikir untuk menimbulkan kekalahan strategis pada kita tidak menyadari keadaan ini," kata Putin.

Presiden Belarusia, Alexander Lukashenko mengatakan, negaranya telah mulai menerima pengiriman senjata nuklir taktis Rusia, yang tiga kali lebih kuat daripada bom atom yang dijatuhkan AS di Jepang pada 1945. Pada Maret, Putin  mengumumkan bahwa dia telah setuju untuk menyebarkan senjata nuklir taktis di Belarusia. Putin merujuk pada penyebaran senjata semacam itu oleh AS di sejumlah negara Eropa selama beberapa dekade.  

Amerika Serikat telah mengkritik keputusan Putin. Namun Washington mengatakan, mereka belum melihat tanda-tanda bahwa Rusia sedang bersiap untuk menggunakan senjata nuklir. Langkah Rusia tetap diawasi ketat oleh Washington dan sekutunya serta Cina, yang telah berulang kali mengeluarkan peringatan terhadap penggunaan senjata nuklir dalam perang di Ukraina.

Putin mengatakan, Barat melakukan segala upaya untuk menimbulkan kekalahan strategis Rusia di Ukraina. Putin menambahkan, Rusia tidak perlu menggunakan senjata nuklir untuk saat ini. Hal tersebut menandakan, tidak ada perubahan dalam postur nuklir Moskow, yang hanya akan mengerahkan senjata nuklir jika keberadaan negara Rusia terancam.

"Senjata nuklir telah dibuat untuk memastikan keamanan kami dalam arti luas dan keberadaan negara Rusia, tetapi kami tidak perlu (untuk menggunakannya)," kata Putin.

Namun Putin mengatakan, pembicaraan dengan Barat untuk mengurangi persenjataan nuklir Rusia yang besar tidak mungkin dimulai. "Hanya membicarakan ini (potensi penggunaan senjata nuklir) menurunkan ambang batas nuklir. Kami memiliki lebih dari negara-negara NATO dan mereka ingin mengurangi jumlah kami. Persetan dengan mereka," kata Putin.

Putin mengatakan, serangan balasan Kiev terhadap pasukan Rusia di Ukraina sejauh ini tidak memiliki keberhasilan yang berarti. Pasukan Kiev menderita kerugian besar dan tidak memiliki peluang melawan militer Rusia.

Putin mengatakan, Ukraina akan segera kehabisan peralatan militernya sendiri, sehingga mereka sepenuhnya bergantung pada perangkat keras yang dipasok oleh Barat. Hal ini merusak kemampuannya untuk berperang dalam waktu lama.

"Mengenai demiliterisasi, Ukraina akan segera berhenti menggunakan peralatannya sendiri. Tidak ada yang tersisa. Semua yang mereka lawan dan semua yang mereka gunakan didatangkan dari luar. Anda tidak bisa bertarung lama seperti itu," kata Putin.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement