Sabtu 17 Jun 2023 13:51 WIB

Sepekan Terakhir Dana Asing Keluar dari Indonesia Rp 2,38 Triliun

Dana asing keluar dari Indonesia terbesar berasal dari pasar saham.

Red: Nidia Zuraya
Arus modal asing (ilustrasi). Bank Indonesia (BI) melaporkan terdapat aliran dana asing keluar neto dari pasar keuangan Indonesia sebesar Rp 2,38 triliun dalam satu pekan ini.
Arus modal asing (ilustrasi). Bank Indonesia (BI) melaporkan terdapat aliran dana asing keluar neto dari pasar keuangan Indonesia sebesar Rp 2,38 triliun dalam satu pekan ini.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) melaporkan terdapat aliran dana asing keluar neto dari pasar keuangan Indonesia sebesar Rp 2,38 triliun dalam satu pekan ini. BI mencatat modal asing keluar terbesar berasal dari pasar saham.

Dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Sabtu (17/6/2023), Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono mengungkapkan modal asing keluar bersih tersebut meliputi dana asing keluar dari pasar saham senilai Rp 1,74 triliun dan pasar surat berharga negara (SBN) Rp 640 miliar.

Baca Juga

Meski begitu selama tahun 2023 sampai dengan 15 Juni, tercatat masih terdapat modal asing masuk masing-masing sebesar Rp82,5 triliun di pasar SBN dan Rp17,14 triliun di pasar saham. Walaupun terdapat aliran modal asing yang keluar rupiah tercatat dibuka menguat pada level (bid) Rp14.910 per dolar AS pada Jumat (16/6/2023) pagi hari, dari level Rp14.940 per dolar AS pada akhir hari Kamis (15/6/2023).

Sebaliknya, indeks dolar AS melemah ke level 102,12. Indeks dolar AS adalah indeks yang menunjukkan pergerakan dolar AS terhadap enam mata uang negara utama lainnya yakni euro, yen Jepang, pound Inggris, dolar Kanada, krona Swedia, dan franc Swiss.

Di sisi lain, ia menyampaikan imbal hasil (yield) SBN Indonesia tenor 10 tahun stabil di level 6,27 persen, sedangkan imbal hasil obligasi AS 10 tahun turun ke level 3,717 persen. Selain itu, premi risiko investasi (credit default swap/CDS) Indonesia tenor lima tahun sedikit meningkat ke level 80,55 basis poin (bps) per 15 Juni 2023 dari level 80,50 bps per 9 Juni 2023.

Erwin menegaskan, Bank Sentral terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan guna mendukung pemulihan ekonomi lebih lanjut.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement