REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Menteri Luar Negeri Swedia Tobias Billstrom pada Jumat (16/6/2023) mengatakan negaranya telah memenuhi komitmen melawan kelompok-kelompok teroris di negaranya. Ini sebagai salah satu syarat untuk bergabung dengan NATO.
Dia juga menyebut Swedia mengutuk semua organisasi teroris, termasuk Partai Pekerja Kurdistan (PKK) yang dianggap organisasi berbahaya oleh Pemerintah Turki. Turki dan sejumlah negara Barat memasukkan organisasi itu dalam daftar organisasi teroris.
Saat jumpa pers dengan Menteri Luar Negeri Prancis Catherine Colonna di Paris, Billstrom mengatakan Swedia telah memenuhi bagian terakhir dari komitmennya sesuai kesepakatan trilateral Turki, Swedia, dan Finlandia yang ditandatangani di Madrid pada Juni 2022.
"Swedia telah memenuhi permintaan Turki untuk memerangi terorisme dengan mengesahkan undang-undang antiteror yang baru yang telah berlaku sejak 1 Juni," kata dia.
Dia menekankan Stockholm dan Ankara memiliki tujuan sama, yaitu memerangi terorisme. Mengenai posisi pemerintahnya dalam memerangi PKK, Billstrom menegaskan kembali bahwa Swedia telah memenuhi komitmennya dan kerja sama antara polisi Swedia dan Turki telah meningkat pesat.
"Sikap Swedia terhadap PKK sangat jelas. Itu sebabnya kami ingin memenuhi semua yang tertulis dan diputuskan dalam memorandum guna menjadi anggota NATO," kata dia.
Finlandia dan Swedia melamar menjadi nggota NATO setelah Rusia memerangi Ukraina pada Februari 2022. Meskipun telah menyetujui keanggotaan Finlandia, Turki masih menunggu Swedia memenuhi komitmennya berdasarkan perjanjian yang telah disepakati bersama di Spanyol.
Sejumlah menteri luar negeri NATO mengharapkan Turki mau menyetujui tawaran Swedia menjelang KTT NATO bulan depan. Namun, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan Turki akan memberikan jawaban atas lamaran Swedia menjadi anggota NATO asalkan Swedia mengambil peran memerangi kelompok teror PKK sebelum KTT berlangsung.