REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Media sosial (medsos) belakangan ini dihebohkan dengan pidato seorang pendeta yang bersyukur Indonesia dihuni mayoritas umat Islam. Dengan begitu, ajaran LGBT tidak bisa leluasa bergerak dan bahkan ditolak ketika dikampanyekan di Indonesia.
Adalah Mell Atock nama pendeta itu. Dia berasal dari Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT). Dalam beberapa ceramahnya di gereja di depan jemaatnya, Mell Altock tidak segan memuji resistensi kaum Muslim yang menolak ajaran LGBT.
Dia pun membandingkan kondisi di Indonesia dengan di Amerika Serikat (AS), Eropa, hingga Australia, yang gerakan LGBT sudah terlalu kuat. Alhasil, gereja tidak bisa apa-apa dan tidak bisa menolak kampanye LGBT, bahkan ketika sekelompok orang pawai di jalanan dengan telanjang.
Baca: Ajaran Al-Zaytun Menyimpang, MUI Minta Pemerintah Tangani Panji Gumilang