REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH — Arab Saudi meminta umat Islam di Kerajaan untuk melihat bulan sabit yang akan menandakan dimulainya bulan lunar Muslim Dzulhijjah. Mahkamah Agung Saudi meminta agar pemeriksaan dilakukan pada Ahad, 18 Juni 2023.
“Mahkamah Agung telah mengimbau seluruh umat Islam di seluruh Kerajaan Arab Saudi untuk memantau matahari terbenam tanggal 29 Dzulqaidah 1444 H sesuai dengan 18 Juni 2023, untuk memverifikasi munculnya bulan sabit Dhulhijjah 1444 H,” kata laporan SPA dilansir dari Alarabiya, Sabtu (17/6/2023).
Mereka yang melihat bulan sabit Dzulhijjah diminta untuk melaporkan ke pengadilan terdekat atau melalui akses resmi ke pengadilan. Karena ibadah haji dimulai pada tanggal 8 Dzulhijah dan berlangsung hingga tanggal 13 Dzulhijah.
Dengan melihat bulan juga akan membantu menyelesaikan tanggal Idul Adha karena jatuh pada hari ke 10 Dzulhijjah.
Idul Adha adalah hari raya besar Islam di mana umat Islam berkumpul untuk sholat sunnah, melakukan amal dan menyembelih hewan, yang umumnya adalah domba.
Uni Emirat Arab (UEA) telah mengumumkan tanggal libur Idul Fitri untuk karyawan sektor publik dari Selasa, 27 Juni hingga Jumat, 30 Juni, kemudian dilanjutkan dengan libur akhir pekan dua hari pada Sabtu dan Ahad.
Sementara itu, untuk di Indonesia, pemerintah juga akan menggelar rukyat hilal. Kementerian Agama (kemenag) akan melakukan pemantauan hilal (rukyatulhilal) pada Ahad (18/16/2023).
Pada pemantauan hilal yang bertepatan dengan 29 Dzulqaidah 1444 H ini, dilakukan di 99 titik di seluruh Indonesia sebagai salah satu rujukan dalam penetapan waktu Idul Adha 1444 H.
"Kami akan menggelar rukyatulhilal awal Dzulhijjah 1444 H pada Ahad, 18 Juni 2023 M bertepatan dengan 29 Dzulqaidah 1444 H. Kami memutuskan akan menggelar rukhiyatulhilal di 99 lokasi seluruh wilayah Indonesia," kata Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Kemenag, Adib.
Baca juga: Terpikat Islam Sejak Belia, Mualaf Adrianus: Jawaban Atas Keraguan Saya Selama Ini
Kepala Subdit Hisab Rukyat dan Syariah Kemenag, Ismail Fahmi mengungkapkan, sidang akan digelar di Auditorium HM Rasjidi, Kantor Kemenag, Jakarta.
Ismail menambahkan, kegiatan ini bakal dihadiri sejumlah duta besar negara-negara sahabat, Ketua Komisi VII DPR RI, Mahkamah Agung, Majelis Ulama Indonesia (MUI), dan BMKG.
Selain itu, lanjutnya, juga akan dihadiri Badan Informasi Geospasial (BIG), Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Bosscha Institut Teknologi Bandung (ITB), Planetarium, pakar falak, dan Ormas-ormas Islam, serta pimpinan pondok pesantren.
Sumber: alarabiya