REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Peningkatan produksi kedelai menjadi salah satu perhatian jajaran Pemkab Sleman, DIY. Berbagai upaya dilakukan, termasuk dengan memberikan bantuan pertanian kepada para petani kedelai setempat.
Kepala Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan Kabupaten Sleman, Suparmono, melaporkan melalui Dana APBN Tugas Pembantuan Tanaman Pangan Dinas Pertanian Ketahanan Pangan DI Yogyakarta 2023, petani di Sleman telah melakukan perluasan tanam dan mendapat bantuan pengembangan lahan kedelai seluas 242 hektare.
Lahan itu dikelola 29 kelompok tani 10 kalurahan di empat kapanewon. "Dengan bantuan senilai total Rp 431.970.000 ini diharapkan memotivasi dan membangkitkan semangat petani bertanam dan meningkatkan produksi kedelai," ujarnya.
Adapun bantuan yang diterima antara lain benih Anjasmoro 50 kg per hektare, NPK 50 kg per hektare, pupuk hayati tiga liter per hektare, dan bio pestisida satu liter per hektare.
Peningkatan produksi kedelai dilakukan dengan cara memperkuat tumbuh tanaman melalui penggunaan bahan-bahan ramah lingkungan yaitu pupuk organik, pupuk hayati, bio pestisida dan pestisida hayati sehingga lahan menjadi subur, lingkungan lestari, dan produksi tinggi.
Sementara itu, Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo, melakukan Gerakan Tanam Kedelai 2023 dalam rangka memotivasi dan mendukung produktivitas petani kedelai Sleman di Bulak Kelompok Tani Sido Mulyo, Ketandan, Madurejo, Prambanan.
Kustini mengatakan pertanian memiliki peranan yang sangat penting dan strategis dalam pembangunan daerah di Sleman. Oleh karena itu diperlukan berbagai upaya untuk mendukung dan menjaga ketahanan pangan salah satunya komoditas kedelai.
Ia menambahkan, Pemkab Sleman mendukung pengembangan komoditas kedelai dengan melibatkan ahli-ahli pertanian dan perguruan tinggi di Sleman.
"Pengembangan komoditas kedelai hendaknya dilakukan secara multiple helix sehingga diharapkan produktivitas kedelai dalam negeri meningkat dan mengurangi impor kedelai sehingga petani kita sejahtera," kata Kustini.
Dalam kegiatan itu dia sekaligus menyerahkan Dokumen Kajian Akademik Rancangan Peraturan Bupati tentang Pengembangan Pertanian Organik Berbasis Kawasan. Ia berharap melalui Raperbub Tata Kelola Pertanian Organik dari Universitas Gadjah Mada (UGM) dapat menambah semangat dan motivasi petani kedelai agar meningkatkan produktivitas serta memacu pertanian organik.
Direktur Fasilitas Riset dan Rehabilitasi Pendidikan LPDP, Wisnu Sardjono mendukung Program Riset Produktif Inovatif (RISPRO) LPDP untuk diterapkan di Sleman. Ia mengatakan produksi kedelai harus diperhatikan tata niaganya untuk melindungi masuknya kedelai impor agar tidak mengganggu stabilitas kedelai lokal.