Ahad 18 Jun 2023 06:24 WIB

Orang akan Lihat Cahaya di Ujung Terowongan Saat Sakaratul Maut, Mitos atau Fakta?

Setidaknya, ada enam mitos tentang kematian yang banyak dipercaya.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Reiny Dwinanda
Meninggal dunia (ilustrasi). Ada banyak kesalahpahaman yang tersebar luas tentang kematian dan orang-orang yang sekarat.
Foto: Ilustrasi/Mardiah
Meninggal dunia (ilustrasi). Ada banyak kesalahpahaman yang tersebar luas tentang kematian dan orang-orang yang sekarat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Semua orang akan mengalami kematian meski itu tidak terlalu sering dibicarakan. Cara kematian yang digambarkan dalam film atau televisi juga tidak selalu akurat.

Akibatnya, ada banyak kesalahpahaman yang tersebar luas tentang kematian dan orang-orang yang sekarat. Seorang perawat terdaftar yang bekerja di New Orleans, Amerika Serikat, Hadley Vlahos, meruntuhkan beberapa mitos ini dan menceritakan realitas kematian dalam buku barunya, The In-Between: Unforgettable Encounters During Life’s Final Moments yang diluncurkan pada Selasa (13/6/2023).

Baca Juga

"Saya tentu saja tidak memiliki semua jawaban, tapi saya sudah cukup sering melihat kematian, sehingga saya memiliki gambaran umum tentang apa yang akan terjadi," tulis Vlahos, dikutip dari laman Today, Ahad (18/6/2023).

Mitos: Kematian sontak terjadi

Kematian mendadak dan tak terduga memang bisa terjadi. Namun, kematian, terutama pada orang yang usianya yang lebih tua, sering kali prosesnya lebih lambat dan bertahap, namun tak terlalu disadari orang.

Vlahos mengungkapkan proses kematian bisa dimulai jauh lebih awal dari yang disadari orang. Itu bahkan bisa terjadi beberapa bulan sebelumnya.

"Tubuh kita secara bertahap akan mulai mati ... Beberapa bulan sebelumnya, kami mulai melihat orang-orang makan sedikit lebih kurang atau lebih sering tidur ... dan pada dasarnya menjadi sedikit lebih lelah ketika menjalani aktivitas sehari-hari," ujarnya.

Para hari-hari terakhir sebelum kematian, Vlahos mengatakan orang sering tidur hampir sepanjang waktu dan mungkin berhenti makan atau minum. Mereka mungkin mengalami "keadaan semi-koma" sebelum mereka berhenti bernapas.

Mitos: Kematian selalu menyakitkan

Vlahos mencatat rasa sakit tidak selalu menjadi bagian dari proses sakaratul maut. Namun, penyakit atau kondisi sebelum kematian seseorang dapat menimbulkan gejala yang menyakitkan.

Hal ini biasanya dapat dikelola dengan perawatan hospice. Tujuan perawatan itu adalah membuat proses kematian bebas dari rasa sakit dan senyaman mungkin.

Ini dapat melibatkan pengobatan nyeri, perawatan suportif seperti oksigen dan cairan, serta kesehatan mental atau dukungan sosial. Dalam banyak kasus, Vlahos mengatakan dia melihat pasien menjadi sangat tenang dan damai beberapa jam sebelum kematian.

Mitos: Kematian adalah peristiwa medis atau kegagalan

Vlahos mengatakan bahwa kenyataannya, tidak mungkin menghindari kematian. Meskipun demikian, kematian masih dianggap oleh banyak orang sebagai kegagalan sistem medis atau kejadian medis alih-alih kejadian alami, bahkan jika penyakitnya sudah tidak dapat disembuhkan lagi.

"Jika itu akan terjadi, tidak ada yang bisa menghindarinya," kata Vlahos.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement