Ahad 18 Jun 2023 10:28 WIB

Biden: Tidak Ada Kemudahan Khusus Bagi Ukraina Jika Ingin Gabung NATO

Biden menyebut Ukraina harus memenuhi standar yang sama jika mau gabung NATO.

AP Photo/Manuel Balce Ceneta
Foto: Presiden Joe Biden bersama ibu negara Jill Bi
AP Photo/Manuel Balce Ceneta

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Amerika SerikatJoe Biden pada Sabtu (17/6/2023), mengatakan tidak ada kemudahan khusus bagi Ukraina sehingga negara tersebut harus memenuhi standar yang sama dengan negara yang lain terkait keanggotaannya di Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO). Biden menyatakan itu guna menjawab pertanyaan wartawan sebelum naik ke pesawat menuju Pennsylvania.

Saat ditanya, apakah AS akan memfasilitasi keanggotaan Ukraina di NATO, Biden menjawab tidak. "Karena mereka harus memenuhi standar yang sama. Jadi saya tidak akan membuatnya lebih mudah," katanya melanjutkan.

Baca Juga

Biden juga mengatakan bahwa Ukraina telah menunjukkan kemampuannya untuk berkoordinasi secara militer, sambil mempertanyakan integritas militernya.

"Saya pikir mereka telah melakukan segala sesuatu yang berkaitan dengan menunjukkan kemampuan berkoordinasi secara militer, tapi ada permasalahan terkait apakah sistem mereka aman? Apakah tidak dapat dikorupsi? Apakah itu memenuhi semua standar yang dilakukan semua pihak, semua negara lain lakukan di NATO? Saya pikir iya. Menurut saya bisa. Namun tidak otomatis," katanya.

Mengenai pengerahan senjata taktis nuklir Rusia di Belarus, Biden menegaskan kembali bahwa itu sama sekali tidak bertanggung jawab.

Saat ditanya tentang kunjungan yang akan dilakukan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken ke China untuk mengurangi ketegangan antara kedua negara, Biden menjawab Cina memiliki beberapa masalah sah yang tidak ada hubungannya dengan Amerika Serikat. Ia menyiratkan bahwa kunjungan diplomatik itu dapat berkontribusi pada mencairnyaketegangan AS-Cina.

"Saya kira kepemimpinan Cina tidak tahu di mana (balon) itu, apa yang ada di dalamnya, dan apa yang terjadi," katanya lebih lanjut, mengacu pada balon yang dijatuhkan AS pada awal Februari.

AS mengklaim balon tersebut digunakan oleh China untuk spionase.

"Menurut saya ini lebih memalukan daripada yang disengaja. Dalam beberapa bulan ke depan, saya ingin bertemu dengan (Presiden China) Xi lagi dan mendiskusikan area yang dapat kita sepakati serta perbedaan kita," kata Biden.

 

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement