REPUBLIKA.CO.ID, LUMAJANG---Gunung Semeru yang memiliki ketinggian 3.676 meter dari permukaan laut (mdpl) mengalami gempa erupsi atau letusan setiap hari seiring dengan statusnya pada level III atau siaga.
Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru di Gunung Sawur, Yadi Yuliandi dalam laporan tertulisnya menyebutkan gunung tertinggi di Pulau Jawa tersebut mengalami lima kali gempa erupsi pada periode Ahad (18/7/2023) pukul 00.00-06.00 WIB. "Lima kali gempa letusan dengan amplitudo 10-20 mm dengan lama gempa 52-101 detik," katanya di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.
Sedangkan untuk periode pengamatan enam jam berikutnya pada pukul 06.00-12.00 WIB terekam tujuh kali gempa erupsi dengan amplitudo 14-22 mm dan lama gempa 67-96 detik.
Selain gempa erupsi, gunung yang berada di perbatasan Kabupaten Lumajang dan Malang itu juga mengalami gempa guguran, gempa vulkanik, dan gempa tektonik lokal.
Gunung Semeru masih berstatus siaga atau level III, sehingga BPBD Lumajang mengimbau agar masyarakat mematuhi rekomendasi yang telah ditetapkan oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG).
Masyarakat dilarang melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan sejauh 13 km dari puncak (pusat erupsi) dan di luar jarak tersebut, masyarakat juga tidak boleh melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan, karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak.
Masyarakat di lereng Semeru juga diimbau tidak beraktivitas dalam radius 5 km dari kawah/puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar).
Selain itu, masyarakat juga diimbau mewaspadai potensi Awan Panas Guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.