Idul Adha Berbeda, Komisi VIII DPR Minta Masyarakat tak Terprovokasi

Ada perbedaan pendekatan dalam menentukan satu Dzulhijjah 1444 Hijriyah.

Ahad , 18 Jun 2023, 20:58 WIB
Sidang isbat awal Dzulhijjah Kementerian Agama di Jl. MH Thamrin, Jakarta, Ahad sore (18/6/2023).
Foto: Kemenag
Sidang isbat awal Dzulhijjah Kementerian Agama di Jl. MH Thamrin, Jakarta, Ahad sore (18/6/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah telah resmi menetapkan awal Dzulhijjah 1444 Hijriyah jatuh pada Selasa (20/6/2023). Dengan demikian, Hari Raya Idul Adha tahun ini akan dirayakan umat Islam Indonesia pada Kamis (29/6/2023) mendatang, yakni pada 10 Dzulhijjah 1444 H.

Keputusan pemertintah Indonesia ini berbeda dengan pendapat ulama Muhammadiyah. Sebelumnya, dengan menggunakan metode hisab, Muhammadiyah telah menetapkan lebih dulu bahwa awal Dzulhijjah jatuh pada Senin (19/6/2023) besok, sehingga Hari Raya Idul Adha versi Muhammadiyah akan dirayakan pada Rabu (28/6/2023) mendatang.

Baca Juga

Ketua Komisi VIII Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Ashabul Kahfi mengakui bahwa ada perbedaan pendekatan dalam menentukan satu Dzulhijjah 1444 H yang tentu juga akan berimplikasi pada penetapan Idul Adha 2023.

“Seperti yang telah disampaikan bahwa pada tahun ini terdapat kemungkinan perbedaan waktu penetapan Idul Adha antara Indonesia dan Arab Saudi, serta berbeda dengan jadwal yang telah ditentukan mungkin oleh beberapa ormas, khususnya yang ada di Indonesia,” ujar Ashabdul saat konferensi pers penetapan awal Dzulhijjah di Kantor Kemenag, Jalan MH Thamrin, Jakarta, Ahad (18/6/2023) malam.