Senin 19 Jun 2023 01:24 WIB

Gelombang Panas Ekstrem, Hampir 100 Orang Tewas di Dua Negara Bagian India

Gelombang panas ekstrem terjadi di sejumlah kawasan.

Rep: Amri Amrullah/ Red: Erdy Nasrul
 Pejalan kaki menggunakan payung untuk melindungi sinar matahari saat cuaca panas di Bangkok, Thailand, Jumat (28/4/2023). Thailand mengalami gelombang panas ekstrem dan badai petir, mendorong pihak berwenang untuk memperingatkan orang agar tetap di dalam rumah, menurut Departemen Meteorologi.
Foto: EPA-EFE/RUNGROJ YONGRIT
Pejalan kaki menggunakan payung untuk melindungi sinar matahari saat cuaca panas di Bangkok, Thailand, Jumat (28/4/2023). Thailand mengalami gelombang panas ekstrem dan badai petir, mendorong pihak berwenang untuk memperingatkan orang agar tetap di dalam rumah, menurut Departemen Meteorologi.

REPUBLIKA.CO.ID, LUCKNOW -- Sedikitnya 96 orang tewas di dua negara bagian India, di wilayah yang paling padat penduduknya dalam beberapa hari terakhir, kata para pejabat pada Ahad (18/6/2023). Saat ini sebagian besar wilayah India, telah diterjang gelombang panas yang sangat menyengat.

Kematian tersebut terjadi di negara bagian Uttar Pradesh di utara dan Bihar di timur. Pihak berwenang akhirnya memperingatkan warga yang berusia di atas 60 tahun dan yang menderita berbagai penyakit untuk tetap berada di dalam rumah pada siang hari.

Baca Juga

Seluruh korban tewas di Uttar Pradesh, yang berjumlah 54 orang, dilaporkan terjadi di distrik Ballia, sekitar 300 kilometer (200 mil) di tenggara Lucknow, ibukota negara bagian ini. Pihak berwenang menemukan sebagian besar dari mereka yang meninggal dunia berusia di atas 60 tahun.

Mereka yang meninggal, memiliki kondisi kesehatan yang sudah lemah, sudah ada penyakit sebelumnya, yang mungkin telah diperburuk oleh cuaca yang sangat panas.

S. K. Yadav, seorang petugas medis di Ballia, mengatakan bahwa dalam tiga hari terakhir, sekitar 300 pasien dirawat di rumah sakit distrik. Mereka dirawat untuk berbagai penyakit, di mana kondisi kesehatan mereka semakin diperburuk oleh cuaca panas.

Karena gawatnya situasi ini, pihak berwenang India membatalkan pengajuan cuti para petugas medis di Ballia. Pihaknya juga menyediakan tempat tidur rumah sakit tambahan di bangsal darurat untuk mengakomodasi masuknya pasien.

Para pejabat mengatakan sebagian besar pasien yang dirawat berusia 60 tahun ke atas, dengan gejala demam tinggi, muntah, diare, kesulitan bernapas dan masalah yang berhubungan dengan jantung.

R.S. Pathak, seorang penduduk Ballia yang kehilangan ayahnya pada hari Sabtu kemarin, mengatakan bahwa ia menyaksikan peningkatan arus pasien di bangsal darurat rumah sakit saat merawat ayahnya.

"Hal ini tidak pernah...Lihat halaman berikutnya >>

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement