Senin 19 Jun 2023 08:55 WIB

Soroti Momen Wisuda Sekolah, DPRD Kota Bogor Bakal Panggil Dinas Pendidikan

DPRD Kota Bogor berencana memetakan dan mengevaluasi acara wisuda sekolah.

Rep: Shabrina Zakaria/ Red: Nora Azizah
Sejumlah wisudawan mengikuti prosesi wisuda.
Foto: Makna Zaezar/ANTARA
Sejumlah wisudawan mengikuti prosesi wisuda.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Fenomena wisuda sekolah di tingkatan TK hingga SMA saat ini tengah menjadi buah bibir masyarakat, karena dinilai sangat membebani wali murid dan seharusnya hanya dilakukan di tingkat pendidikan perguruan tinggi. Menanggapi fenomena tersebut, Ketua Komisi IV DPRD Kota Bogor, Akhmad Saeful Bakhri, mengaku akan memanggil Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bogor.

Saeful mengatakan, pemanggilannya terhadap Disdik Kota Bogor dilakukan karena fenomena wisuda untuk pelajar ini juga muncul di sekolah-sekolah di Kota Bogor. “Kita ingin meminta penjelasan dari Disdik. Sekaligus kami ingin memetakan dan mengevaluasi acara seremoni wisuda yang telah di keluhkan oleh wali murid,” kata Saeful, Senin (19/6/2023).

Baca Juga

Saeful pun mempertanyakan esensi dari kegiatan wisuda yang digelar oleh sekolah-sekolah. Wisuda yang dilakukan merupakan bentuk momen bersejarah atau hanya pemborosan yang terlalu diromantisasi.

Menurut Saeful, perlu ada surat edaran dari Disdik Kota Bogor kepada pihak sekolah agar mempertimbangkan pelaksanaan wisuda ini. Lantaran menurutnya sekolah juga harus memahami bahwa tidam semua wali murid bisa menerima wisuda.

“Ada yang pro, ada yang menolak, bahkan mengecam wisuda TK sampai SMA. Sehingga jangan sampai kita membudayakan kegiatan teaterikal yang sebenarnya tidak terlalu urgen dan malah menghabiskan banyak dana,” jelasnya.

Saeful menjelaskan, definisi dari wisuda merupakan upacara peneguhan atau pelantikan bagi seseorang yang telah menempuh pendidikan. Di kalangan akademik, wisuda merupakan penanda kelulusan mahasiswa yang telah menempuh masa belajar pada suatu universitas dan mendapatkan gelar pendidikan.

Ia mengatakan, jika wisuda tingkat TK sampai SMA hanya bertujuan menyerahkan ijazah dan tidak ada prosesi penyematan gelar atau pengakuan terhadap gelar akademis, sudah sepatutnya kegiatan ini ditiadakan.

“Justru kita khawatir, ini menjadi ajang gengsi orang tua murid dan sekolah yang mahal harganya. Demi acara yang tidak lebih teaterikal semata. Kita berharap, sekolah jangan malah ikut mereduksi makna wisuda menjadi acara tahunan yang menghamburkan dana,” ujar Saeful.

Pria yang besar dan lahir dari dunia pendidikan ini pun menilai, seharusnya para pelajar yang telah lulus jenjang pendidikan, diberikan pendampingan dan pengarahan agar bisa masuk universitas dan mendapatkan gelar pendidikan yang sesungguhnya.

“Oleh karena itu, pihak sekolah pun diharapkan jangan ikut berkontribusi untuk melanggengkan acara wisuda seperti ini. Apalagi malah membiasakan acara wisuda dan menjadi pembenaran pada akhirnya. Jangan sampai kita melupakan makna wisuda sebagai momen sakral dan besar dalam dunia pendidikan,” ucapnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement