REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG — Wakil Gubernur Jawa Barat (Jabar) Uu Ruzhanul Ulum memimpin rapat untuk membahas persoalan Ma’had atau Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Zaytun di Gedung Sate, Kota Bandung, Jabar, Senin (19/6/2023). Rapat ini melibatkan, antara lain para ulama, kiai, perwakilan ormas Islam, dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jabar.
Rapat tersebut digelar secara tertutup di Ruang Papandayan Gedung Sate. Pertemuan berlangsung hampir dua jam. “Ya, tadi pembahasan soal Al-Zaytun. Saya rapat dengan ulama dan kiai,” ujar Wagub kepada wartawan, selepas rapat.
Namun, Wagub enggan memberikan pernyataan lebih lanjut terkait rapat tersebut. Menurut dia, semua yang mengikuti rapat sepakat menyerahkan kepada Gubernur Jabar Ridwan Kamil untuk memberikan pernyataan.
“Untuk lebih lanjut nanti Gubernur yang akan menyampaikan. Karena apa yang diputuskan barusan (dalam rapat) belum tentu menjadi keputusan. Jadi, pemimpin yang mengambil sebuah keputusan. Gubernur yang mengambil keputusan,” kata Wagub.
Wagub pun enggan menyampaikan garis besar hasil rapat itu. “Pokoknya begitu saja, nanti yang menyampaikan adalah Gubernur. Saya tidak bisa menyebutkan. Nanti Gubernur yang menyampaikan. Karena saya hanya diminta Gubernur meminta masukan dari para kiai dan sebuah kesimpulan sudah disampaikan,” ujar dia.
Sekretaris MUI Jabar Rafani Achyar, yang turut hadir dalam pertemuan itu, juga enggan menyampaikan soal hasil rapat. “Nanti Gubernur yang menyampaikan. Saya mau statement setelah Gubernur,” kata Rafani.
Rafani sebelumnya mengatakan, MUI Jabar sudah memberikan rekomendasi kepada Gubernur untuk memberikan teguran terhadap pengurus Al-Zaytun, yang memunculkan kegaduhan. “Rekomendasi kami meminta Pak Gubernur supaya menegur Al-Zaytun agar jangan menyampaikan pernyataan-pernyataan kontroversi. Itu kan bikin kegaduhan,” kata Rafani kepada wartawan, Jumat (16/6/2023).