REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Microsoft secara resmi mengumumkan bahwa penghentian layanan yang terjadi pada awal Juni disebabkan oleh serangan siber distributed denial-of-service (DDoS). Tetapi, mereka mengklaim data pelanggan tetap aman, karena tidak bukti bahwa data pelanggan telah diakses atau dikompromikan.
"Dimulai pada awal Juni 2023, Microsoft mengidentifikasi lonjakan lalu lintas terhadap beberapa layanan yang untuk sementara waktu berdampak pada ketersediaan," kata perusahaan itu seperti dikutip dari Reuters, Senin (19/6/2023).
Microsoft mengatakan telah membuka penyelidikan dan mulai melacak aktivitas DDoS oleh aktor ancaman yang disebutnya sebagai Storm-1359 setelah mengidentifikasi ancaman tersebut.
Microsoft tidak segera menanggapi permintaan Reuters, mengenai apakah perusahaan telah mengidentifikasi pihak yang bertanggung jawab atas serangan tersebut.
Serangan DDoS bekerja dengan mengarahkan lalu lintas internet dalam volume tinggi ke server yang ditargetkan dalam upaya yang relatif tidak canggih untuk membuat server tersebut offline.
Rangkaian perangkat lunak Microsoft 365, termasuk Teams dan Outlook, mengalami pemadaman selama lebih dari dua jam untuk ribuan pengguna pada tanggal 5 Juni dan terulang kembali keesokan harinya. Itu adalah pemadaman keempat kalinya bagi Microsoft dalam setahun.