REPUBLIKA.CO.ID, BENGKULU -- Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bengkulu menyebutkan usulan biaya lanjutan pembangunan pulau terluar Indonesia, Pulau Enggano, Provinsi Bengkulu menggunakan SBSN atau Sukuk Negara sebesar Rp 200 miliar telah disetujui.
"Alhamdulillah setelah ini ada usulan penambahan melalui SBSN, dan kami koordinasi dari provinsi ke Balai Jalan Nasional persetujuannya sudah di atas 70 persen untuk dilanjutkan, selesai sampai dengan 2025," kata Pelaksana Tugas Kepala Dinas PUPR Provinsi Bengkulu Tejo Suroso, di Bengkulu, Senin (19/6/2023).
Menurut dia, dengan disetujuinya lanjutan pembangunan jalan dan jembatan Pulau Enggano dalam program pembangunan tahun jamak itu, tentunya dapat memastikan infrastruktur yang dibangun dapat rampung tepat waktu. "Jadi setelah ini insya Allah akan digeber lanjutan, alhamdulillah. Untuk masyarakat, bersabar, bahwa target 32 kilometer tetap akan dikerjakan seluruhnya, dilaksanakan sampai dengan 2025," kata dia lagi.
Kemudian untuk pemanfaatan material lokal dalam pembangunan, kata dia lagi, tetap akan digunakan. Hanya saja ada beberapa produk yang harus didatangkan dari daerah Jawa dan Banten, sebab harus memenuhi mutu dan kualitas pembangunan.
"Karena ada perubahan konstruksi, material lokal tetap yang selama ini dipakai tetap sudah dipakai. Namun untuk kelanjutannya, kemungkinan banyak mengambil memang dari Jawa dan Banten. Itu karena memang secara SNI harus dituntut mutu kualitas bahan," ungkap Tejo.
Pembangunan infrastruktur di Pulau Enggano yang saat ini sedang dikerjakan yakni berupa jalan sepanjang 32 kilometer, tujuh jembatan, dan dua pelabuhan. Untuk jalan dan jembatan pembangunan dipimpin oleh Balai Jalan dan pelabuhan dipimpin oleh Kementerian Perhubungan.
Ruas Jalan yang dibangun tersebut akan menjadi akses penting dua pelabuhan utama Pulau Enggano dan juga Bandara Enggano dan menghubungkan setiap desa di pulau terluar itu. Diharapkan dengan terhubungnya konektivitas antarpelabuhan dan bandara dapat mendorong peningkatan perekonomian warga.
Jarak Pulau Enggano ke Ibu Kota Provinsi Bengkulu, Kota Bengkulu, sekitar 156 km atau 90 mil laut. Untuk mencapai pulau terluar Indonesia tersebut, penumpang bisa menggunakan jenis transportasi laut atau udara.
Berlayar ke Pulau Enggano membutuhkan waktu tempuh selama 12 jam. Sementara menggunakan pesawat perintis membutuhkan waktu sekitar 35 menit. Pesawat perintis tidak terbang setiap hari ke Pulau Enggano. Jadwal penerbangannya hanya dua kali dalam sepekan. Untuk keberangkatan kapal laut maupun penerbangan perintis juga bergantung dengan kondisi cuaca.