Senin 19 Jun 2023 19:57 WIB

Setujui Visa Delegasi Iran-Rusia, Menlu Belgia Terancam Hilang Jabatan

Parlemen Belgia bersidang pada 21 Juni membahas persoalan visa ini.

Bendera Belgia, ilustrasi
Foto: EPA
Bendera Belgia, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS – Menteri Luar Negeri (Menlu) Belgia Hadja Lahbib didesak mundur setelah menyetujui visa untuk delegasi dari Iran dan Rusia. Para delegasi ini menghadiri pertemuan wali kota yang diselenggarakan pekan lalu di Brussels. 

Lahbib kini dalam pemeriksaan menyusul persetujuannya atas visa untuk warga kedua negara itu. Padahal Rusia dan Iran sedang dijatuhi  sanksi internasional. Delegasi menghadiri "Brussels Urban Summit," yang mengundang wali kota dari 300 lebih kota internasional. 

Termasuk di dalamnya Kota Brussels, Bogota, Kiev, dan Teheran serta Komisi Eropa dan Parlemen Eropa yang membahas mengenai tantangan yang dihadapi kota-kota di dunia. Partai oposisi menyerang Lahbib atas tindakannya tersebut. 

Anggota parlemen Belgo-Iranian, Darya Safai, dari partai oposisi, N-VA menyatakan, Senin (19/6/2023) partainya mendesak Lahbib mundur dari jabatannya. "Kami butuh menteri yang menjalankan tanggung jawabnya," katanya kepada radio Matin Premiere.

Safai heran dengan apa yang dilakukan sang menlu. "Pertanyaan yang masih mengganjal, mengapa dia setuju memberikan visa tersebut? Mengapa ini terjadi hanya tiga pekan setelah pembebasan Olivier Vandecasteele? Ia menerima para teroris datang ke Brussels.’’

Kementerian Luar Negeri belum memberikan respons mengenai peristiwa ini dan desakan mundur menlu. Rencananya, parlemen bersidang membahas persoalan menlu meloloskan  visa ke delegasi Rusia-Iran itu pada 21 Juni 2023 mendatang. 

Peristiwa ini memang terjadi tiga pekan setelah pegiat LSM dari Belgia, Olivier Vandecasteele (42) dibebaskan dari penjara Iran. Vandecasteele ditahan saat berkunjung ke Iran pada Februari 2022. Ia dijatuhi vonis hukuman 40 tahun penjara dan 74 cambukan pada Januari lalu. 

Ia menghadapi sejumlah dakwaan dari pengadilan Iran, termasuk spionase.  Ia dibebaskan bulan lalu menyusul kesepakatan pertukaran tahanan dengan diplomat Iran yang dipenjara di Belgia dengan tuduhan merencanakan pengeboman. Namun rencana tersebut gagal.  

Ahad lalu, sekretaris untuk hubungan eksternal dan perdagangan luar negeri Belgia, Pascal Smet mundur terkait biaya perjalanan dinas. Ia menyatakan, melalui surat elektronik kantornya menyetujui mengover biaya hidup kepala delegasi dari Teheran dan Kazan. Namun, kenyataannya tidak demikian. 

Makanya, ia meminta pihak penyelenggara acara, Metropolis, menanggung semua biaya yang telah dikeluarkan tersebut. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement