Selasa 20 Jun 2023 05:46 WIB

Tiga Desa di Mojokerto Dilanda Kekeringan

Musim kemarau 2023 di Jatim diperkirakan terjadi pada Mei hingga September 2023.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Fernan Rahadi
Ilustrasi kekeringan.
Foto: ANTARA FOTO/Abriawan Abhe
Ilustrasi kekeringan.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengungkapkan, berdasarkan data BPBD Jawa Timur, terdapat tiga desa di kaki Gunung Penanggungan, Kabupaten Mojokerto yang dilanda kekeringan. Ketiga desa yang dimaksud adalah Desa Kunjorowesi dan Desa Manduro Manggung Gajah di Kecamatan Ngoro, serta Desa Duyung di Kecamatan Trawas.

Total penduduk yang terdampak kekeringan dan kesulitan mendapat air bersih mencapai 7.589 jiwa atau 2.409 KK. Rinciannya, warga terdampak dii Desa Kunjorowesi sebanyak 4.937 jiwa atau 1.556 KK, Desa Manduro Manggung Gajah sebanyak 1.861 jiwa atau 597 KK, dan Desa Duyung sebanyak 791 jiwa atau 256 KK.

Baca Juga

Khofifah memastikan, dirinya telah melakukan pemantauan langsung pendistribusian air bersih ke tiga desa tersebut. "Alhamdulillah hari ini kita bisa memberikan sapaan berupa suplai air bersih. Di sini kebutuhan sehari-hari rata-rata 10 tangki kapasitas 4.000 liter tapi tidak hanya di dusun ini tapi beberapa dusun lain. Tadi saya lihat sudah banyak tandon dari BPBD di sejumlah titik di desa," kata Khofifah, Senin (19/6/2023).

Khofifah menjelaskan, berdasarkan informasi dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), musim kemarau 2023 di Jatim diperkirakan terjadi pada Mei hingga September 2023. Untuk puncak musim kemarau di Jatim diprediksi terjadi pada akhir Juli hingga Agustus 2023.

Khofifah pun memastikan, untuk mengantisipasi kekeringan tersebut, BPBD Jatim terus melakukan pendistribusian air bersih ke sejumlah wilayah yang dilanda kekeringan. Ia mencontohkan di Kecamatan Ngoro, akan dilakukan pendistribusian air selama 45 hari mulai 12 Juni hingga 26 Juli 2023. 

Setiap harinya distribusi air bersih ke Desa Kunjorowesi sebanyak 4 tangki. Sedangkan Desa Manduro Manggung Gajah dan Duyung masing-masing 3 tangki. Kapasitas tangki sekali pengiriman adalah 4.000 liter.

Khofifah mengatakan, untuk mengatasi masalah kekeringan di Desa Kunjorowesi, pada dasarnya sudah dilakukan uji coba pembuatan sumur artesis. Namun pada kedalaman 40 meter ada bebatuan. Dimana untuk menyiapkan sumur artesis, secara teknologi harus disupport alat untuk mendeteksi melalui kedalaman tertentu dan keamanan tertentu. 

Ia mengaku, selama ini Pemprov Jatim telah melakukan uji coba pembuatan sumur artesis di beberapa titik yang memiliki potensi kekeringan saat musim kemarau. Namun tidak semua berjalan lancar karena menglami beberapa kendala. Seperti pada kedalaman tertentu ditemukan bebatuan, sehingga tidak bisa diteruskan.

"Atau pada kedalaman tertentu muncul sumber air tapi kandungan garamnya tinggi sehingga tidak bisa diteruskan. Ada juga di daerah tertentu muncul sumber air tapi kandungan minyaknya tinggi sehingga tidak bisa diteruskan. Jadi biasanya memang ada proses yang harus dilanjutkan ke laboratorium selama kurang lebih 7 hari setelah ditemukan sumber air," ucapnya.

Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati mengatakan status tanggap darurat kekeringan dan Karhutla tahun 2023 telah diterbitkan Pemkab Mojokerto terhitung mulai 1 Juni 2023 hingha 31 Oktober 2023. Hal ini tertuang dalam Keputusan Bupati Mojokerto nomor 188.45/176/HK/416-012/2023 tentang Status Tanggap Darurat Kekeringan dan Karhutla Tahun 2023.

Ia mengungkapkan, Pemkab Mojokerto telah mengalokasikan anggaran reguler sebesar Rp 199.350.000. "Untuk pengadaan air bersih sebanyak 443 tangki dengan pembagian Desa Kunjorowesi 179 tangki, Desa Manduro Manggung Gajah dan Duyung masing-masing 132 tangki," ujarnya.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement